Tidak hanya dipukul, balita ML juga digigit oleh beberapa temannya hingga menangis menjerit-jerit.
Alih-alih melerai, guru yang juga berada di ruangan tersebut hanya diam melihat kejadian itu tanpa melakukan apapun.
"Saya tidak tahu harus berbuat apa, anak-anak lainnya mengigit anakku.
Mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan jelas karena mereka masih anak-anak, tetapi anggota staf seharusnya sudah di sana. Mengapa kamu hanya diam disana? " kata Rylee Umsted, ayah balita itu.
Akibat kejadian ini pihak sekolah berjanji kepada orang tua balita ML akan mengeluarkan anak-anak yang menyakiti ML.
Namun lagi-lagi hal ini terdengar cukup aneh, terlebih lagi ketika kedua orang tua ML sama sekali tidak mempermasalahkan balita lain yang merundung anaknya.
Bagi kedua orang tua ML, janji yang dikeluarkan pihak sekolah ini malah terkesan mengkambing hitamkan orang lain.
Apalagi ketika kedua orang tua ML bersepakat seharusnya bukan anak-anak yang harus menanggung resiko dari kesalahan orang dewasa disekitarnya.
Tentu saja solusi semacam itu tidak akan pernah mengurangi masalah.
"Mereka tidak tahu apa-apa. Mereka masih anak-anak, mereka tak tahu apa yang mereka lakukan itu benar atau salah.