Sosok.ID - Dunia terutama Barat selalu mengecam tindakan Korea Utara (Korut) yang suka luncurkan rudal dalam rangka uji coba senjata.
Maklum, Barat begitu Paranoid dengan Kim Jong Un dkk yang selalu menentang segala bentuk kapitalis Amerika cs di dunia.
Bahkan Korut tak segan melakukan provokasi militer di Laut Kuning untuk menakut-nakuti saudara tuanya, Korea Selatan (Korsel) yang didukung Amerika.
Mengutip Intisari, Jumat (24/4/2020) namun siapa sangka di balik sikap jahatnya, Korea Utara amat membenci negara Israel yang mereka anggap sewenang-wenang terhadap Palestina.
Bahkan wujud rasa jengkel Korut diwujudkan secara nyata, yakni mengirim pilot tempur untuk memerangi negeri Zionis tersebut.
Ceritanya saat tahun 1973 ketika di Timur Tengah pecah perang Yom Kippur.
Koalisi Arab lawan Israel dalam Yom Kippur amat kekurangan pilot tempur terlatih yang bisa mengawaki jet tempur MiG-21 Fishbed.
Bingung dengan keadaan tersebut, tiba-tiba saja datang tawaran dari Korut dimana mereka akan 'meminjamkan' pilot tempurnya sebanyak 20 personel kepada Koalisi Arab untuk digunakan berperang melawan Israel.
Girang bukan main Koalisi Arab, terlebih pilot-pilot yang dikirim Korut tersebut amat terlatih mengawaki MiG-21 dan sudah mengantongi 2.000 jam terbang.
Tak menunggu lama, pilot-pilot Korut tersebut langsung diterjunkan ke kancah pertempuran melawan pilot Israel yang mengemudikan F-4 Phantom.
Duel udara pertama antara pilot Korea Utara dan Israel terjadi di atas sektor Teluk Suez pada 6 Oktober 1973.
Pasa saat itu, dua pesawat F-4 Phantom Israel yang hendak kembali ke pangkalan karena bahan bakarnya menipis setelah melakukan patroli udara disergap dua MiG-21.
Tak pelak lantaran dalam keadaan kurang siap, kedua F-4 Israel itu kelabakan dengan kedatangan MiG.
Walau demikian dogfight udara masih bisa diupayakan oleh para pilot Israel yang merasa heran kenapa MiG Koalisi Arab saat itu amat garang dalam menghadapi mereka tak seperti biasanya.
Bahkan saat F-4 sampai menembakkan 3 rudal air to air AIM-9 Sidewinder hanya untuk mencoba melumpuhkan satu MiG-21 Koalisi Arab.
Namun ketiga rudal itu hanya meledak didekat MiG-21 tanpa bisa menjatuhkannya.
Sadar lawan mereka lebih piawai menerbangkan pesawat, kedua F-4 Phantom tancap gas kabur saja ke pangkalannya agar nantinya mendapat bantuan dari Artileri Pertahanan Udara Israel.
MiG-21 tak mengejar lantaran mungkin bahan bakar mereka juga mulai menipis.
Setelah beberapa waktu baru para pilot Israel sadar jika MiG-21 Koalisi Arab yang mereka hadapi diawaki oleh pilot Korut yang amart terampil menunggangi pesawat buatan Soviet.
Memang, pilot-pilot Korut dan Vietnam Utara terkenal sinting dan ugal-ugalan ketika mengoperasikan pesawat tempur MiG-21 dan MiG-17 Fresco.
Gegara ulah-ulah mereka, Amerika Serikat sampai membentuk akademi penerbang tempur untuk angkatan lautnya yang dikenal Top Gun demi meningkatkan skill bertempur para pilotnya. (*)