Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Kisah Diktator Chile Terkejam, Hobi Congkel Mata hingga Siksa Sedikitnya 80 Ribu Kaum Kiri agar Pelan-pelan Mati, Saksi: Mereka Hancur Berkeping-keping sampai Saya Ingin Mengutuhkannya

Rifka Amalia - Rabu, 15 April 2020 | 18:00
Lebih Kejam dari Kim Jong Un, Diktator Chile Ini Suka Cungkil Mata Lawan Politiknya Hingga Mengkebiri Mereka
www.soychile.cl

Lebih Kejam dari Kim Jong Un, Diktator Chile Ini Suka Cungkil Mata Lawan Politiknya Hingga Mengkebiri Mereka

AS melalui CIA lantas membuat operasi kudeta Salvador Allende dengan menyuplai berbagai macam kebutuhan militer bagi Pinochet.

Pinochet lantas membentuk sebuah grup pasukan khusus yang dijuluki Caravan of Death.

Baca Juga: Hidup Menderita Matipun Sia-sia, Mantan Tahanan di Korea Utara Ceritakan Perlakuan Kejam Kim Jong Un Terhadap Mayat Warganya, Dikubur Seadanya di Ladang hingga Jadi Pupuk Tanaman Alami

Tugas dari pasukan ini layaknya Tjakrabirawa G30S/PKI, yakni membunuhi semua lawan politik Pinochet dan sebagai inti kekuatan kudeta terhadap Presiden Salvador Allende yang baru saja mengangkatnya sebagai Panglima Tertinggi Angkatan Darat Chile.

11 September 1973, Pinochet memerintahkan pasukan kematiannya ini beraksi.

Pemerintahan Allende tumbang, tercatat Caravan of Death menewaskan total 97 lawan politik Pinochet termasuk menghabisi Salvador Allende.

Dengan dukungan AS dibelakangnya, Junta Militer Chile lantas mengangkat Pinochet sebagai pemimpin baru alias diktator.

Baca Juga: Kisah Jeon, Sipir di Korea Utara yang Bantu Seorang Napi Perempuan Kabur Dari Tempat Mengerikan Bagi Pembelot Kim Jong Un: Saya Siap Mati, Tak Ada yang Buat Saya Takut!

Setelah naik ke tampuk kekuasaan, Pinochet menyiksa kaum kiri, sosialis, dan kritikus politik, yang mengakibatkan eksekusi terhadap sekitar 1200 hingga 3200 orang, menahan setidaknya 80.000 orang dan menyiksa puluhan ribu orang lainnya.

Salah satu anak buah Pinochet yang melaksanakan misi kudeta yakni Jenderal Joaquin Lagos menjelaskan bagaimana kekejaman diktator itu terhadap rakyatnya.

"Saya malu melihat mereka. Mereka hancur berkeping-keping. Jadi saya ingin menyatukan mereka, setidaknya meninggalkan mereka dalam bentuk manusia. Ya, mata mereka dicungkil dengan pisau, rahang mereka patah, kaki mereka patah ... Pada akhirnya mereka jadi korban kudeta."

Baca Juga: Beginilah Cara Ratu Elizabeth II Menghindari Obrolan dengan Pemimpin Diktator

Source :Sosok.id

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x