Mereka tinggal di hutan pinus yang jaraknya 12 kilometer dari pusat kecamatan Paninggaran.
Di hutan tempat mereka tinggal, juga masih terdapat beragam hewan liar yaitu babi hutan dank era.
Meskipun begitu, keluarga ini betah tinggal disana selama puluhan tahun.
Bahkan mereka sudah beranak pinak dan tetap memutuskan untuk tidak pindah dari lokasi tersebut.
Untung (77) sang kepala keluarga menjelaskan, almarhum ayah mertuanya sengaja pindah ke tengah hutan karena anaknya meninggal satu persatu.
“Mertua saya pindah ke sini sekitar tahun 1966." ungkapnya.
"Hingga kini saya bersama istri menetap karena lokasinya damai,” kata Untung kepada Tribunjateng.com, Rabu (10/7/2019).
Dia melanjutkan, ayah mertuanya meninggal pada 1980-an dikarenakan sakit yang tidak ia ketahui penyebabnya.
“Ayah dan ibu mertua saya meninggal karena sakit tapi saya tidak tahu mereka sakit apa,” paparnya.
Sang istri, Semi (75) menerangkan, ayah ibunya sengaja membawanya ke tengah hutan karena dihantui penyakit aneh.