Kini Arief Fedulla telah mengakui kesalahannya memberikan segala yang ia punya termasuk harta benda dan keluarga untuk datang dan ikut serta di dalam organisasi terlarang ini.
Saat ditanya oleh wartawan, "apakah pemerintah Indonesia dan rakyat Indonesia akan membawamu pulang?"
Arief Fedulla pun hanya terpaku dan terdiam sesaat mengingat segala perbuatanya yang telah ia lakukan hampir 3 tahun terakhir.
Dirinya mengaku tak mengetahui atas hal tersebut.
"Tidak ada satu orang pun dari Indonesia yang mendatangi saya dan berbicara dengan saya. Tidak ada satu orang pun," ujar Arief Fedulla.
Kini nasib satu keluarga termasuk terduga teroris dan keluarganya itu tak mengetahui apa yang harus ia lakukan di sana.
Bahkan status kewarganegaraannya pun mereka tak tahu masih dianggap sebagai WNI ataupun akan segera dicabut seperti wacana yang santer terdengar.
Nada Fedulla hanya salah satu dari banyak gadis dan anak-anak yang menjadi korban perbuatan orang tua mereka.
Bocah-bocah yang kemungkinan ada puluhan atau bahkan ratusan itu menunggu jawaban dari Istana mengenai keadaan mereka kedepan dan status mereka.