Bundalah yang memberiku sayap-sayap cinta untuk terbang lebih tinggi lagi untuk menghadapi dunia, walau terkadang ketika Bunda jauh, sayapku mulai melayu dalam kegelapan namun dengan mengingat kekuatan cinta Bunda untukku, dan mengingat senyumanan tulusmu, aku menjadi semangat lagi agar aku menjadi anak yang membanggakan, walau aku belum atau bahkan bukan anak yang membanggakan."
Puisi itu masih berlanjut, berikut isi lanjutan puisi tersebut :
"HALAMAN 2
Bunda, andaikata tak ada lagi esok aku bisa melihatmu, aku ingin meminta maaf sebanyak-banyaknya atas kesalahanku yang begitu banyak kepada Bunda bahkan mungkin membuat Bunda bersedih.
Maaf aku belum jadi anak yang membanggakan seperti yang Bunda inginkan. Namun aku selalu berusaha Bunda. Karena cinta Bunda untukku adalah sumber cintaku. Penuh cinta dan keIkhlasan.
Maafkan aku atas perbuatanku yang mungkin mengakibatkan air mata Bunda terjatuh. Jutaan maaf dariku, Bunda karena memang begitu banyak dosaku terhadap Bunda. Dan Bunda adalah sehelai jiwa suci yang ku harap selalu merestui dan memberkatiku. Karena apa artinya hidupku tanpa Ridho dari Bunda?
Sekali lagi Bunda.. Maafkan dosaku yang begitu banyak kepada Bunda dan dari Bunda aku belajar banyak hal. Mulai dari mencintai dengan tulus sampai mencintai dengan penuh kesabaran dan keIkhlasan.
Dari Bunda aku belajar bahwa cinta tak melulu soal keindahan, Namun juga bagaimana untuk belajar mencintai segala kekurangan. Karena aku merasakan Bunda juga mencintai segala kekurangan dan kecacatanku.