Hadirin yang sudah duduk rapi di kiri kanan altar, menunggu pengantin, langsung berdiri dan menyambut sang pengantin dengan gerobak sorongnya dengan sahutan dan tepuk tangan yang meriah.
Sementara sang pengantin pria dengan wajah polos mendorong pengantin wanitanya, sepanjang 50 meter dari pintu masuk menuju altar, melewati para undangan.
"Spontan saja saya melakukannya. Saya berpikir bagaimana merayakan hari bahagia kami dengan cara yang unik, sehingga dapat menjadi kenangan yang dapat kita ingat nanti. Saya terinspirasi dari kerjaan saya, karena saya sendiri tukang bangunan, kenapa tidak dengan naik gerobak sorong atau angkong saja," tutur Sodiq, saat ditemui di kediamannya, Jumat (13/12/2019), di Dusun Mlaten, Desa Donorojo, Kecamatan Mertoyudan, Magelang.
Sodiq pun merencanakan aksi untuk pesta pernikahannya sejak sebelum hari H pernikahan.
Angkong atau gerobak sorong yang digunakan untuk mengangkut istrinya disiapkan di lokasi perkawinan.
Pagi-pagi, sekitar pukul 08.00 WIB, mereka berangkat menuju Kantor Urusan Agama (KUA) Mertoyudan, dan melaksanakan Ijab kabul atau akad nikah.
Selesai ijab kabul, mereka menuju acara resepsi pernikahan di mempelai wanita, lalu ke resepsi di mempelai pria.
Setibanya di tempat mempelai pria, Sodiq dan Mita turun dari dalam mobil, mengambil angkong atau gerobak sorong yang sudah disiapkan sebelumnya.
Tanpa malu-malu, Mita yang sudah dirias cantik, mengenakan baju pernikahan lengkap, langsung naik ke atas gerobak yang dilembari kain sarung.
Sementara Sodiq mendorongnya menuju tempat pelaminan.