Batu angker tersebut sering dipakai orang untuk nyadran di lingkungan desa.
Mereka membawa sesajen lengkap dengan ingkung ayam kampung sebagai persembahan.
“Saya pikir batu kok dikasih ingkung ayam. Akhirnya saya bawa pulang batunya,” terang Sutarji, dikutip dari TribunJatim.com.
Saat itu warga mengingatkan Sutarji, bahwa nyawanya bisa terancam karena ulah roh halus di dalamnya.
Namun karena sikapnya yang kaku, Sutarji mengabaikan peringatan itu dan menganggapnya hanya mitos.
Sutarji yakin, hanya Gusti Allah yang bisa memastikan kematian seseorang.
Nyatanya Sutarji lagi-lagi gagal berjumpa dengan roh halus, apalagi sampai mengancam nyawanya.
Batu punden itu kemudian ditata di halaman samping, menyatu dengan koleksi nyeleneh lainnya.
Meski begitu, Sutarji tetap mengizinkan kalau ada orang untuk nyadran.