Berikut ulasannya:
1. Sedang musim menetas
"Si kobra Jawa atau Naja sputatrix ini, memang di awal musim penghujan adalah musim dia menetas. Musim kawinnya kemarin saat awal musim kemarau, lalu mereka (ular) sudah bertelur sekitar tiga atau empat bulan lalu," kata Amir dihubungi Kompas.com, Minggu (15/12/2019).
"Kemudian periode telur kobra menetas antara 70 sampai 90 hari," imbuh dia.
Amir menjelaskan, induk kobra langsung pergi setelah dia bertelur. Tidak ada parental care dalam perkembangbiakan ular kobra.
Sekali bertelur, induk kobra dapat menghasilkan 10-20 butir telur dan 80 persennya bisa menetas.
Telur-telur itu diletakkan di lubang tanah atau di bawah daun kering yang lembab.
Baca Juga: Tribunnews.com Raih Apresiasi Media Pendorong Keterbukaan Informasi Publik
"Jadi induknya pergi, anaknya dibiarkan. Setelah telur (ular kobra) menetas, anakan ular ini akan menyebar ke mana-mana, termasuk ke pemukiman," jelas Amir.
2. Bisa bayi kobra membahayakan manusia
Ular kobra melumpuhkan mangsanya dengan menggigit dan menyuntikkan bisa pada hewan tangkapan melalui taringnya.
Bisa tersebut dapat melumpuhkan saraf dan otot mangsa hanya dalam beberapa menit saja.