Sosok.ID - Sebelum adanya peristiwa G30S/PKI 1965, partai Komunis itu sudah melakukan pemberontakan berdarah di Madiun 19 September 1948.
Pemerintahan Soekarno menetapkan gerakan itu adalah bentuk pemberontakan terhadap NKRI.
Maka tanpa tanggung-tanggung lagi Indonesia mengerahkan Divisi Siliwanginya untuk menggulung kekuatan PKI di Madiun dan sekitarnya.
Divisi Siliwangi lantas memburu semua simpatisan PKI di Madiun.
30 September 1948, Madiun berhasil dikuasai lagi oleh TNI.
Mengutip buku Perintah Presiden Sukarno: Rebut Kembali Madiun, sayap PKI yakni Front Demokratik Rakyat (FDR) juga dilibas oleh Divisi Siliwangi.
Para simpatisan PKI itu lari tunggang langgang, sembunyi di daerah-daerah sekitaran Madiun.
Namun tetap saja mereka berhasil ditangkap oleh TNI dan diadili.
Gerakan Divisi Siliwangi dilanjutkan ke Blora dimana anggota PKI insiden Madiun melarikan diri kesana.
Ada suatu kejadian mengherankan ketika Batalyon Kala Hitam Divisi Siliwangi mendapati seorang anggota PKI yang tertangkap.
Anggota PKI itu sama sekali tak gentar padahal ia bakal dieksekusi mati.
Ditengah alun-alun Blora tawanan tersebut ditembak tepat dikening.
Namun ia tak mati!
Mayor Kemal Idris yang menjadi komandan Batalyon Kala Hitam bingung mendapati hal ini.
Seorang komandan peleton (Danton) anak buahnya lantas bertanya.
"Ada apa Mayor?"
"Itu tawanan minta mati," tukas Kemal.
Danton tersebut lantas mengambil pistolnya dan melambaikan tangannya kepada si tawanan.
Usai itu ia menempelkan pistol di kening tawanan tersebut.
"Klik-klik" pistol tak mau menyalak padahal peluru masih penuh.
Dua kali Danton mengulangi, namun hasilnya sama pistol tak mau meletus.
"Kamu punya ilmu ya?" tanya sang Danton.
"Tidak.." seloroh si tawanan.
Kali ini pistol dikokang dan ditempelkan lagi ke kening tawanan.
Pelatuk ditarik dan Dorr! sejurus kemudian tawanan terjengkang ke belakang langsung roboh mati.
"Rupanya, jawaban "Tidak" dari sang jagoan merupakan kunci pelepasan ilmu kebalnya sehingga dia mati sesuai permintaannya…" ungkap Mayjen TNI (Purn.) Rachwono yang ikut dalam Batalyon Kala Hitam saat menggulung sisa-sisa kekuatan PKI Madiun seperti dikutip dalam dokumen pribadinya (Seto Aji/Sosok.ID)