Bocah berusia satu tahun tersebut ditemukan tews di rumah dan jenazahnya langsung dibawa ke Rumah Sakit Northern Light Eastern Maine Medical Center.
Setelah diperiksa oleh tim otopsi rumah sakit, ternyata terdapat zat yang menyerupai heroin di gusi sang anak.
Dilansir dari Dailymail.co.uk, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, seringkali pengguna umumnya tidak menyadari bahwa obat tersebut 50 kali lebih kuat daripada heroin.
Setelah menyangkal bahwa dia menggunakan opioid selama penyelidikan awal, Nelligan akhirnya mengaku menggunakan heroin seminggu sekali selama dua bulan sebelum kematian putrinya.
Dikutip dari Dailymail.co.uk, hal tersebut merujuk pada keterangan tertulis polisi yang diajukan di pengadilan di Bangor.
Dokumen pengadilan yang diperoleh oleh Dailymail.com dari Bangor Daily News merinci bagaimana bayi tersebut meninggal karena keracunan fentanyl akut dan kemungkinan menelan dosis fatal obat tersebut.
Ayah bayi itu memberi tahu polisi Bangor bahwa selama dua bulan itu, dia telah melihat Kimberly menggosok residu obat pada gusi putrinya sekitar 15 kali. Gadis itu kesulitan tidur, kata ayahnya kepada polisi.
Kimberly diduga memberi tahu sang ayah bahwa dia telah melakukan ini pada dua anaknya yang lebih besar ketika mereka masih bayi, dan itu tidak dimaksudkan untuk melukai putri mereka yang berusia 1 tahun.
Ia juga sempat berkata kepada suaminya bahwa tak mungkin ia sengaja membunuh anak yang ia lahirkan sendiri.
Saat ini ia dijerat dengan pasal berlapis, mengenai pasal membahayakan anak dan pasal penyalahgunaan obat terlarang.