Dusun Marubi yang terletak di seberang Desa Sei Kumango itu berada di areal perkebunan sawit PT Marihat.
Adapun, jarak yang harus ditempuh warga apabila ingin menuju desa tersebut adalah sekitar 18 kilometer.
Oleh karena itu, flying fox itu dibuat sebagai alternatif untuk mempersingkat waktu tempuh bila ingin pergi ke Dusun Marubi.
2. Bukan akses untuk umum
Afnan mengatakan bahwa flying fox itu hanya digunakan jika ada keperluan tertentu.
Yakni, apabila warga ingin pergi ke kebun sawit, jadi masyarakat umum tidak bisa sembarangan menggunakannya.
"Itu bukan jalan lintas yang digunakan bagi semua orang. Tapi hanya warga yang punya ke kebun diseberang saja. Di video itu kan seakan-akan memperlihatkan lalu lintas warga, tapi belum dibangun jembatan. Bukan seperti itu sebenarnya," ungkap Afnan, seperti dilansir dari Kompas.com.
Walaupun flying fox sudah sering digunakan, namun sampai saat ini belum ada yang jatuh ke sungai.
Afnan sendiri juga mengakui jika flying fox itu sangat ekstrem dan membahayakan.