Sosok.ID - Presiden Jokowi dalam kunjungannya ke Sumatera Utara (Sumut) meninjau berbagai lokasi wisata dan infrastruktur wilayah itu.
Akan tetapi Jokowi juga mendapatkan berbagai cerita soal hikayat lokal tanah Batak.
Mengutip Kompas.com, Kamis (1/8/2019) hikayat itu diceritakan Jokowi melalui akun facebook resmiya.
"Tahukah Anda mengapa banyak orang Batak jadi pengacara?" tulis Jokowi di status Facebooknya.
Presiden Indonesia ke-7 ini lantas mendapatkan jawaban atas pertanyaannya.
Saat beliau berkunjung ke kampung tua Huta Siallagan, Sumut, Rabu (31/7/2019) Jokowi diceritakan asal muasal kenapa banyak orang batak jadi Pengacara.
Kampung itu namanya diambil dari nama Raja Laga Siallagan, garis keturunan suku Batak asli.
Kampung itu masih di area Danau Toba, tepatnya Desa Ambarita, Kabupaten Samosir.
"Inilah kampung yang konon titik awal sejarah peradaban penegakan hukum di Samosir pada zaman dahulu kala," kata Jokowi.
Di kampung tua Huta Siallagan, Jokowi bertemu dengan keturunan raja ke-17 Siallagan, Gading Jansen Siallagan.
Gading kemudian menjelaskan kenapa banyak orang Batak jadi pengacara.
Di kampung tua Huta Siallagan ada bekas 'batu persidangan'. Batu itu berbentuk sebuah meja dengan kursi tersusun melingkar, tempat sang raja mengadili pelanggar hukum adat.
Pada sidang adat itu dihadiri oleh raja, adik-adik raja, penasehat terdakwa, penasehat korban, dan penasehat kerajaan.
Baca Juga: Syarat Menjadi Pembawa Baki Paskibraka Nasional 17 Agustus, Jangan Sampai Bendera Terbalik
"Nah, kata Gading Jansen, penasehat kerajaan ini kalau di zaman sekarang disebut pengacara," kata Jokowi.
"Jadi jangan aneh, Bapak, kalau orang Batak banyak jadi pengacara. Kayaknya, mereka itu lulusan Siallagan semua," sambung Jokowi menirukan cerita Gading.
Presiden Jokowi diketahui sebelumnya menghabiskan waktu tiga hari untuk meninjau kawasan di sekitar Danau Toba, di Sumatera Utara.
Presiden bertolak ke Sumatera Utara pada Senin (29/7/2019) dan blusukan ke berbagai titik sampai hari Rabu (31/7/2019).
Dalam waktu tiga hari itu, Presiden yang didampingi Ibu Negara Iriana dan sejumlah menteri sudah mengunjungi hampir semua titik yang ada di kawasan Danau Toba, baik di Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Simalungun, Tobasa dan Samosir.
Dari hasil blusukannya itu, Presiden menyimpulkam pengembangan pariwisata di sekitar Danau Toba harus dilakukan secara parallel dari berbagai sisi, baik dari sisi infrastruktur transportasi, fasilitas di lokasi wisata, masalah lingkungan, hingga sumber daya manusia. (*)