Follow Us

Kisah M, Anak Penderita HIV/AIDS yang Mendapat Diskriminasi dari Masyarakat

Dwi Nur Mashitoh - Selasa, 23 Juli 2019 | 08:43
Ilustrasi anak pengidap HIV/AIDS
Wartakota Tribunnews/Istimewa

Ilustrasi anak pengidap HIV/AIDS

Terkadang, setiap musim ujian tiba, ia juga menyempatkan diri untuk belajar di pagi hari.

Hal itu dilakukan untuk menyegarkan ingatannya sebelum berangkat ke sekolah.

"Kalau akau (minta bantuan) pelajaran Matematika saja," ungkapnya.

"Kalau ada yang tidak bisa itu baru tanya mbaknya (pengasuh)," jelasnya.

M, mengaku bercita-cita sebagai seorang pengajar.

Menjadi guru adalah profesi yang ia idam-idamkan.

Baca Juga: Kisah Inspiratif, Marsan 'Kusir Andong' Dedikasikan Dirinya Untuk Urusi Orang Bergangguan Jiwa

Harus mandiri

M dan adiknya, serta anak-anak lain yang juga tinggal di Yayasan Lentera dididik untuk mandiri.

Walaupun semua kebutuhan mereka sudah dipenuhi oleh yayasan, namun mereka tetap harus bisa mengurusnya sendiri.

Merapikan dan membersihkan kamar, menyetrika baju, dan membantu mengasuh adiknya yang bayi, adalah beberapa tugas yang harus mereka lakkan sendiri.

Untuk perggi ke sekolah pun, mereka juga dilatih untuk dapat pergi sendiri.

Source : Kompas.com, Kontan.co.id

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest