Harga itu setara dengan Rp 14 miliar bagi siapa saja yang berhasil menangkapnya dalam keadaaan hidup atau pun meninggal.
Dikutip dari Kompas.com, Joanna Palani lahir bukan dari keluarga yang berpengaruh.
Joanna Palani lahir dari keluarga pengungsi di sebuah kamp pengungsian di Gurun Ramadi, Irak selama Perang Teluk tahun 1993.
Pada usia tiga tahun, Joanna Palani dan keluarganya bermigrasi ke Denmark dengan alasan politik dan kebudayaan pada kala itu.
Mewarisi darah pejuang dari kakek dan ayahnya membuat Palani terdorong untuk memulai revolusi melalui aksi militan.
Pada 2014, wanita cantik ini keluar dari bangku kuliahnya, dan mulai melakukan perjalanan ke Suriah di usianya yang masih terbilang muda, 21 tahun.
Pelatihan militer yang ia jalani pun tidak semudah yang dibayangkan orang-orang.
Saya ingat pertama kali saat menarik pelatuk dan merasak kekuatan dari sebuah senjata. Saya tidak cukup bagus (memegang senjata) tapi saya sangat menyukainya."
"Saya menyukai kekuatan senjata itu, dan fakta bahwa kekuatan itu bukan dari senjata itu sendiri, tetapi pada orang yang memegang senjata itu.