Indonesia Gegerkan Dunia! Menlu Ngotot Soal Nuklir di Kawasan ASEAN

Kamis, 09 Maret 2023 | 20:29
pixabay

Indonesia bersikeras kawasan Asia Tenggara (ASEAN) tidak boleh ada senjata nuklir

Sosok.ID- Indonesia yang kini menjabat sebagai ketua negara-negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) menyinggung soal kemungkinan terjadinya perang nuklir.

Bahkan secara tegas, Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menyebut bahwa ASEAN harus bebas dari penggunaan nuklir sebagai senjata pertahanan.

Padahal diketahui negara tetangga Indonesia, Australia beberapa waktu lalu telah bersepakat dengan Inggris dan Amerika Serikat (AS) dalam aliansi yang diberi nama AUKUS akan mengembangkan senjata nuklir.

Isu konflik antara AUKUS dengan ASEAN terutama Indonesia soal senjata nuklir pun kembali jadi sorotan.

Dalam sebuah kesempatan blm lama ini, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengungkap pandangan Indonesia soal ancaman perang nuklir.

Indonesia dengan tegas mengatakan, kawasan Asia Tenggara harus bebas dari senjata nuklir.

Ancaman perang dunia ketiga III yang akan melibatkan senjata pemusnah massal, nuklir kini tengah jadi sorotan.

Apalagi negara-negara dengan hulu ledak nuklir terbanyak di dunia belakangan ini tengah bersitegang.

Seperti yang terjadi di tengah Perang Rusia-Ukraina belum lama ini disebut akan beralih menjadi perang nuklir.

Apalagi Presiden Rusia, Vladimir Putin beberapa waktu lalu sempat menyatakan sikapnya terkait perjanjian nuklir internasional.

Vladimir Putin sempat menolak terkait perjanjian nuklir dalam forum New START 2010 dengan Amerika Serikat (AS).

Apa yang dilakukan Putin tersebut sempat membuat dunia terancam akan menimbulkan perang nuklir.

Imbasnya negara-negara yang tidak memiliki hulu ledak nuklir seperti Indonesia bisa terkena dampaknya.

Lewat siaran pers Kemenlu, Selasa (28/2/2023) Indonesia sebagai salah satu negara yang dianggap berada di aliansi negara-negara nonblok pun menyatakan sikap tegas soal senjata nuklir.

Menlu dalam Conference on Disarmament di Jenewa, Swiss, Senin (27/2/2023), menyerukan harus adanya tindakan nyata.

Retno Marsudi menerangkan bahwa perang nuklir bukanlah suatu keniscayaan.

Bahkan menurut Retno Marsudi, perang nuklir dunia akan terjadi dalam waktu dekat ini.

Oleh karena itu sebagai perwakilan Indonesia dalam pertemuan internasional tersebut, Retno Marsudi menyebut perlu adanya aksi nyata.

Ditambah lagi tingkat risiko terjadinya perang nuklir yang semakin nyata karena konflik antar negara beberapa waktu terakhir semakin mempertegas kemungkinan meletusnya perang dunia III.

“Tanpa aksi nyata yang tegas, bencana nuklir hanya soal waktu, dan risiko ini semakin besar seiring menajamnya rivalitas antar-kekuatan besar," kata Menlu.

Menlu RI itupun mendorong adanya kemajuan pelucutan senjata nuklir kepada negara-negara tersebut.

Indonesia pun memberikan tiga hal yang perlu dilakukan dalam upaya mencegah digunakannya nuklir sebagai senjata untuk memulai perang.

Melansir dari Kompas.com, yang pertama perlu dilakukan adalah membangkitkan kembali kemauan politik.

Hal yang harus menjadi fokus utama didorong yakni Negative Security Assurances (NSA) yang terikat secara hukum.

Biro Pers Sekretariat Presiden

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi

NSA sendiri merupakan jaminan negara pemilik nuklir tidak akan menggunakan atau mengancam penggunaan senjata nuklir pada negera non senjata nuklir.

"Hal ini akan menjadi insentif bagi negara-negara yang telah mematuhi kewajibannya di bawah Non-Proliferation Treaty serta meningkatkan rasa saling percaya antara negara pemilik dan non-pemilik senjata nuklir," tambah Retno Marsudi.

Langkah kedua tak lain adalah memperkuat arsitektur pelucutan senjata nuklir dan non-proliferasi.

Yakni dapat dilakukan melalui unversalisasi Traktat Pelarangan Senjata Nuklir.

Dalam pertemuan tersebut, Indonesia ternyata telah melakukan finalisasi proses ratifikasi.

Dengan demikian, Indonesia mengharapkan negara-negara lain untuk segera mengikuti jejak RI.

"Selain itu, penggunaan nuklir untuk tujuan damai harus betul-betul dijaga agar tidak diselewengkan menjadi senjata," ucapnya.

Langkah ketiga tak lain adalah untuk mematuhi zona bebas senjata nuklir.

Kini Indonesia yang terpilih sebagai Ketua ASEAN telah mengupayakan hal tersebut.

Bahkan Indonesia telah dengan tegas melarang penggunaan nuklir di kawasan Asia Tenggara.

Selain itu Indonesia juga tengah mengupayakan ditandatanganinya Protokol Zona Bebas Nuklir di Asia Tenggara.

“Sebagai Ketua ASEAN tahun ini, Indonesia akan terus memajukan zona bebas senjata nuklir di kawasan Asia Tenggara," pungkas Retno.

(*)

Baca Juga: Su-35 dan Tu-95 Buat Ulah di Dekat Wilayah Udara AS

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Baca Lainnya