Buatan Pindad Hingga NATO, Senjata KKB Penyandera Pilot Susi Air

Kamis, 16 Februari 2023 | 19:34
Twitter @randomworldwar

Senjata-senjata canggih buatan PT Pindad dan NATO dipakai oleh KKB di Papua

Sosok.ID - Anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya menggunakan senjata buatan Indonesia hingga NATO.

Diketahuinya senjata-senjata yang digunakan oleh KKB Papua tersebut bermula usai potret orang yang mereka sandera, pilot Susi Air beredar.

Sejumlah foto dan video yang menampilkan pilot Susi Air, Kapten Philips Max Mehrtens yang disandera oleh KKB di Papua beredar di sosial media.

Sepekan terakhir, pilot Susi Air telah disandera oleh KKB di Papua.

Peristiwa pembakaran dan penyanderaan Pesawat dan Pilot Susi Air terjadi di Selasa (7/2/2023) lalu.

Bahkan dalma video yang beredar, Pilot Susi Air itu juga dipaksa oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya untuk menjadi perantara antara mereka dengan pemerintah Indonesia.

Nampak dalam foto yang beredar, Philips mengenakan celana pendek dan baju berwarna hitam seta setelan jaket jeans berwarna biru dan topi, dilengkapi dengan sepatu.

Philips menyampaikan pesan singkat yakni "Papua OPM menangkap saya untuk Papua Merdeka".

twitter @randomworldwar

Senjata yang dipaka KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya bukan senjata sembarangan

"Kelompok Papua menangkap saya dan mereka berjuang untuk kemerdekaan Papua. Mereka minta agar militer Indonesia pulang dan jika tidak mereka tetap menahan saya dan keselamatan saya terancam," tambah Philips.

Melansir dari TribunPapua.com, juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengungkap terkait penahanan pilot Susi Air itu untuk menjadi jaminan agar kemerdekaan Papua segera diakui.

Philips pun dijadikan tahanan politik oleh OPM saat ini.

"Kami sampaikan bahwa secara resmi kami telah terima foto dan video pasukannya (Oscar), di mana mereka melaporkan pilot asal Selandia Baru resmi mereka tahan sebagai jaminan politik sebagai negosiasi hak kemerdekaan Papua Barat," ungkap Sebby dalam video berdurasi 2 menit 51 detik.

Namun netizen justru menyoroti senjata yang digunakan oleh anggota KKB yang viral di media sosial.

Seperti dikutip dari akun Twitter, @randomworldwar, (15/2/2023) yang menampakkan sejumlah potret pilot Susi Air bersama KKB Papua.

Dalam unggahan tersebut, diketahui sejumlah senjata yang dipakai oleh anggota KKB merupakan pabrikan dalam negeri dan luar negeri.

"Senjata api yang digunakan para teroris OPM untuk menyandera pilot Susi Air ini adalah Pindad SS2 V1 dengan alat bidik perbesaran 4x Trijicon TA31 ACOG,"

"Pindad SS2 V1 dengan pelontar granat UGL 40mm & Pindad SS1 V1. Semua senapan memakai munisi 5.56x45mm NATO & buatan Indonesia."

Diduga senjata-senjata yang digunakan oleh KKB di Papua itu adalah hasil rampasan dari TNI.

"Untuk senapan serbu atau small arms secara umum yang buatan Indonesia, bisa didapatkan oleh OPM dengan cara mencurinya atau merampasnya dari prajurit/polisi kita yang terluka maupun meninggal dunia, atau heli kita yang crash. Bisa juga membelinya dari oknum pengkhianat Indonesia."

"Nah sebelum menuduh negara lain terkait aliran dana yang masuk ke OPM, ada baiknya berkaca dulu ke negara kita sendiri, apa ada oknum yang memanfaatkan uang negara yang notabene uang kita juga untuk membiayai OPM? Selain itu terdapat banyak simpatisan OPM di dalam & luar negeri." terang unggahan tersebut.

Sementara itu, kini TNI-Polri tengah menyiapkan pasukan untuk menyelamatkan pilot Susi Air yang disandera.

Melansir dari Kompas.com, Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen Muhammad Saleh Mustafa mengatakan kini dirinya menyiapkan operasi penegakan hukum untuk menindak KKB pimpinan Egianus Kogoya.

Namun langkah pertama yang diambil tetap mengedepankan negosiasi.

Penyerbuan akan dilakukan bila negosiasi dengan penyandera pilot Susi Air tak menemukan jalan tengah.

"Selama ini upaya penyelamatan terhadap Capt Philip dilakukan secara soft approach, yakni dengan cara negosiasi," ungkap Saleh Mustafa dalam konferensi persnya kepada wartawan di Lanud Mimika

"Namun dalam hal ini mengingat waktu yang sudah berjalan beberapa hari, kami dari aparat keamanan TNI Polri juga punya standar operasi yang harus kita jalankan dalam hal upaya pendekatan hukum agar persoalan ini tidak berlarut," ungkap Saleh Mustafa dalam konferensi pers di Lanud Mimika, Kamis (16/2/2023).

(*)

Baca Juga: Pendawa I, Tim Pemburu ABRI yang Buat Sosok Panutan Egianus Kogoya Lari Pontang Panting

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Baca Lainnya