Inilah Sosok di Balik Kemenangan Kremlin di Perang Rusia-Ukraina!

Jumat, 03 Februari 2023 | 13:21
Pixabay/kyiv post

Sosok di balik kemenangan Kremlin atas perang Rusia-Ukraina, Yevgeny Prigozhin

Sosok.ID - Kunci kemenangan Kremlin dalam perang Rusia-Ukraina disebut-sebut karena tentara bayaran.

Ya, sudah bukan rahasia lagi, tentara bayaran digunakan oleh militer Rusia untuk menggempur Ukraina.

Tentara bayaran yang dipakai militer Rusia itu tak lain adalah Wagner Group.

Bahkan karena campur tangan tentara bayaran Wagner Group dalam perang Rusia-Ukraina membuat mereka diblaklist oleh pemerintah Amerika Serikat (AS).

Disebut-sebut bahwa tindakan tentara bayaran Rusia, Wagner Group dalam melancarkan aksinya memang cukup kejam.

Lalu siapa sebenarnya sosok di balik tentara bayaran Wagner Group?

Pendiri Wagner Group

Sosok pendiri tentara bayaran Wagner Group ternyata tak lain adalah Yevgeny Prigozhin.

Nama Prigozhin memang tak asing lagi di telinga pengamat militer internasional.

Melansir dari AFP, Prigozhin kini menjadi sekutu terdekat Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Selain saat ini tengah beroperasi di medan perang Rusia-Ukraina, Prigozhin juga mengklaim tentara bayaran yang ia bangun telah menyeluruh ke banyak negara.

Seperti yang diungkapnya pada Senin (26/1/2023), Prigozhin mengklaim Wagner Group yang ia dirikan telah menyebar sampai ke Amerika Latin dan Afrika.

Wagner Group sendiri diketahui menjadi ujung tombak penyerangan militer Rusia ke wilayah-wilayah Ukraina.

Selain itu, Wagner Group juga disebut-sebut merekrut narapidana di seluruh Rusia untuk ikut menjadi tentara bayaran.

Reuters/Alexander Ermochenko
Reuters/Alexander Ermochenko

Ilustrasi perubahan strategi perang Rusia dengan menerjunkan pasukan besar-besaran di Ukraina Selatan

Imbalan yang diberikan kepada narapidana yang direkrut yakni dibebaskan dari penjara bila berhasil membantu Rusia memenangkan perang.

Tujuan pendirian tentara bayaran Wagner Group

Seperti di film-film, pendirian tentara bayaran mestinya ada tujuan tersendiri begitu juga yang dilakukan oleh Wagner Group.

Dalam pernyataannya, Prigozhin menyebutkan bahwa pendirian tentara bayaran Wagner Group tak lain adalah untuk menaklukkan Ukraina.

Lebih tepatnya awal pendirian Wagner Group bermula dari perang saudara yang terjadi di Donbass Ukraina pada tahun 2014 silam.

"Sejak saat itu, pada 1 Mei 2014, sekelompok patriot lahir, yang kemudian mendapatkan nama BTG Wagner," kata Prigozhin, dilansir dari Al Jazeera.

Awalnya, Prigozhin menutupi hubungan dirinya dengan tentara bayaran Wagner Group kala itu.

"Saya sendiri membersihkan senjata lama, menemukan rompi anti peluru dan menemukan spesialis yang dapat membantu saya dalam hal ini," jelas dia.

Namun pada akhirnya Prigozhin mengakui bahwa Wagner Group memiliki jasa besar dalam perjuangan rakyat melawan rezim yang menyengsarakan.

"Orang-orang ini, pahlawan yang membela rakyat Suriah, orang-orang lain dari negara-negara Arab, orang Afrika yang miskin, dan Amerika Latin telah menjadi pilar tanah air kami," ungkap Prigozhin.

Sanksi terhadap Prigozhin

Atas tindakannya mendirikan perusahaan penyedia tentara bayaran, Wagner Group membuat Prigozhin kena masalah.

Ya, banyak negara kini mengecam tindakan sahabat Vladimir Putin tersebut.

Bahkan tak sedikit yang menjatuhkan sanksi kepada Prigozhin seperti Uni Eropa dan Amerika Serikat.

Dikutip dari AP, bertahun-tahun sudah tentara bayaran Wagner Group telah dicurigai sebagai pemain dalam sejumlah perang yang melibatkan Rusia.

Namun Kremlin membantah kedekatan Rusia dengan tentara bayaran Wagner Group.

Tetapi kehadiran Wagner Group di dalam tubuh militer Rusia makin tersorot pada tahun 2018 lalu.

Hal itu bermula dengan ditemukannya surat kabar independen Novaya Gazeta yang melaporkan temuan beberapa pria berbahasa Rusia dalam video pembunuhan dan mutilasi seorang tahanan di Suriah.

Akibatnya, tentara bayaran Wagner Group pun dicurigai menjadi dalang terjadinya pembantaian di Suriah.

(*)

Baca Juga: Militernya Roboh di Ukraina, Vladimir Putin Tunjuk Sosok Jenderal Ini Pimpin Perang Rusia

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Baca Lainnya