Batal Autopsi Jenazah 2 Putrinya Korban Tragedi Kanjuruhan, Sosok Athok Devi Mengaku Ketakutan Didatangi Aparat

Kamis, 20 Oktober 2022 | 11:34
Kompas.com

Sosok Devi Athok, kedua putrinya tewas akibat tragedi Kanjuruhan membuatnya ingin melakukan autopsi, tapi urung karena didatangi polisi berkali-kali

Sosok.ID -Duka mendalam masih dirasakan oleh keluarga korban tragedi Kanjuruhan, salah satunya adalah sosok Athok Devi.

Nyaris tiga pekan lamanya tragedi tersebut berlalu, tapi dia masih merasakan luka.

Devi Athok Yulfitri adalah sosok kepala keluarga yang menghadapi kenyataan pahit karena nyawa kedua putrinya melayang pada Sabtu, 1 Oktober 2022 lalu.

Kini sosoknya kembali disorot publik lantaran mencabut kesediaannya untuk melakukan autopsi kepada jenazah kedua putrinya, korban tragedi Kanjuruhan.

Dilansir dari suryamalang.com, pria tersebut mengaku ketakutan dan akhirnya membatalkan keinginannya melakukan autopsi pada jenazah kedua putrinya.

Devi Athok berdomisili di Buluwalang, Malang, Jawa Timur.

Sosoknya sebenarnya membutuhkan dukungan moral hadapi ujian tidak mudah saat ini terutama dari berbagai kalangan baik warga Malang ataupun suporter sepak bola di Tanah Air.

Dengan jujur Devi Athok mengaku merasa sendirian ketika ada keinginan membuka tabir misteri penyebab kematian kedua putrinya yang jadi korban meninggal dalam tragedi Kanjuruhan.

Dia merasa autopsi adalah salah satu jalan mencari jawaban.

Namun dia cemas dan merasa risau karena niatnya menjadi sorotan, dan tidak ada yang menguatkan maupun mendukung ketika Devi Athok beberapa kali didatangi polisi atas keinginan tersebut.

Puncaknya adalah Rabu, 19 Oktober 2022, Kapolda Jawa Timur tiba-tiba nyatakan autopsi dua aremanita korban tragedi Kanjuruhan batal dilakukan karena faktor izin keluarga.

Rupanya, Devi Athok mencabut pernyataan kesediaannya melakukan autopsi pada kedua jenazah putrinya.

Kedua anaknya, Natasya Ramadani (16) dan Naila Angraini (14), meninggal dunia bersama mantan istri Devi Athok, Debi Asta (35), karena tragedi Kanjuruhan.

Ketiga anggota keluarganya itu tewas di Pintu 13 Stadion Kanjuruhan pasca menyaksikan laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022).

Devi Athok sudah sejak awal berharap dapat dilakukan autopsi atas kedua jenazah putrinya karena dia merasa ada yang janggal dengan kematian mereka.

Harapannya dalam proses autopsi nanti adalah mengetahui fakta sebenarnya penyebab kematian kedua korban tanpa embel-embel kepentingan apapun.

Dia hanya ingin tahu, dan mengaku tidak tenang jika belum mengetahui apa penyebab kematian kedua putrinya yang baru menginjak usia remaja.

Pasalnya Devi Athok melihat sendiri kondisi jenazah kedua putrinya yang membiru tanpa ada luka-luka.

Disebutkannya saat mendapati jenazah putrinya pertama kali, didapatinya bau amoniak yang pekat di tubuh dan baju anaknya.

Hal itu yang menyebabkan Devi Athok berpikir autopsi jadi jalan satu-satunya guna mengetahui penyebab kematian putrinya.

Devi menyanggupi secara terbuka menyampaikan keinginan autopsi itu lewat tim advokasi yang mendampinginya kala itu.

Namun Devi Athok tiba-tiba berpikir ulang dan merasa tidak mendapat dukungan dari siapapun.

Diakuinya ia heran karena ada 131 Aremania meninggal dalam tragedi Kanjuruhan saat itu, tapi kondisi tiba-tiba berbalik, semua sorotan dan beban seolah ditujukan kepadanya seorang diri saat dia secara terbuka menyatakan bersedia jenazah keluarganya diautopsi.

Keinginannya padahal sejalan dengan keinginan ketua Panpel Arema FC, TGIPF, dan banyak pihak yang menuntut kasus tragedi Kanjuruhan diusut tuntas.

Akhirnya, Devi Athok tandatangani surat pernyataan mencabut kesediaan autopsi.

"Yang pertama, kalau dilakukan autopsi, yang terlibat tidak hanya dari pihak polisi saja, melainkan juga ada pihak luar (yang ikut dilibatkan). Kalau enggak ada hal itu, ya enggak usah (dilakukan autopsi)," ujarnya dilansir dari TribunJatim.com, Rabu (19/10/2022).

Devi ingin autopsi bisa dilakukan oleh pihak netral selain kepolisian, dan ketika tidak ada kepastian mengenai pihak-pihak mana saja di luar polisi yang bisa melakukan autopsi, Devi pun berpikir ulang.

Alasan kedua adalah keheranannya karena tidak ada dukungan dan keinginan dari para keluarga korban meninggal Tragedi Kanjuruhan lain untuk melakukan autopsi.

"Kenapa pihak keluarga dari korban meninggal Tragedi Kanjuruhan yang lainnya enggak ikut mengajukan autopsi. Kalau usut tuntas, ya harus berkorban dan jangan hanya bicara. Yang saya sesalkan sampai sekarang ini, kok cuma saya yang bikin pengajuan otopsi, yang lainnya kemana kok tidak ikut bikin pengajuan autopsi?" ungkapnya.

Devi mengaku didatangi oleh sejumlah anggota kepolisian yang datangi rumahnya langsung.

Diakuinya, ia mendapat kunjungan dari pihak kepolisian sebanyak tiga kali dengan tujuan menanyakan soal maksud autopsi tersebut.

"Tiga kali (didatangi polisi). Mereka datang rombongan. Enggak ada perkataan pengancaman, tapi kan didatangi saja takut," ujarnya dengan jujur.

Akhirnya, pada tanggal 17 Oktober 2022, ia pun memutuskan mencabut kesediannnya untuk autopsi terhadap kedua jenazah putrinya.

Di mana keputusan mundur dari autopsi tersebut, disampaikan melalui surat yang ia tulis ketika pihak kepolisian datang ke rumahnya.

Baca Juga: Meninggal Usai 17 Hari Dirawat, Sosok Andi Setiawan Korban Tragedi Kanjuruhan

Editor : May N

Baca Lainnya