Militer Rusia, China, dan India Justru Bersatu dalam Simulasi Perang Terbesar di Tengah Ketakutan Perang Dunia 3

Senin, 05 September 2022 | 13:31
eng.mil.ru

Militer Rusia - Militer Rusia, China, dan India bergabung dalam simulasi latihan perang skala besar di tengah ketakutan mengani perang dunia 3.

Sosok.ID - Militer Rusia, China, dan India bergabung dalam simulasi latihan perang skala besar di tengah ketakutan mengani perang dunia 3.

'Latihan perang' militer besar-besaran telah dilakukan antara Rusia dan dua negara terpadat di dunia, India dan China, dalam unjuk kekuatan dan persatuan yang mengkhawatirkan.

Dilansir Sosok.ID dari Daily Star, Senin (5/9/2022), kekhawatiran baru Perang Dunia Ketiga telah dipicu setelah operasi militer gabungan dilakukan antara Rusia, China dan India.

Latihan tersebut, kata para komentator, dirancang untuk menunjukkan hubungan militer yang lebih dekat antara Rusia dan China, yang keduanya saat ini sedang mengalami ketegangan dengan Amerika Serikat (AS).

Manuver Vostok 2022 juga melihat pasukan dari Suriah mengambil bagian dalam latihan yang akan berlangsung selama seminggu.

Latihan itu disebut-sebut sebagai operasi tiruan skala besar yang diadakan untuk mensimulasikan perang terbuka skala besar.

Mereka juga berfungsi sebagai pesan ke seluruh dunia tentang militer yang siap untuk berbagi pengetahuan dan informasi satu sama lain.

Vostok, atau Timur, dimulai pada pada waktu yang sangat penting, mengingat invasi Rusia ke Ukraina dan ketegangan China dan AS atas Taiwan.

Latihan ini akan berlangsung hingga Rabu (7 September) dan berlangsung di timur jauh Rusia, di Siberia yang liar dan terisolasi yang membentang juga ke Laut Jepang.

Menurut Al Jazeera, latihan perang raksasa itu melibatkan sekitar 50.000 tentara, 5.000 unit senjata dan 14 pesawat serta 60 kapal perang.

Latihan itu diawasi oleh kepala Staf Umum Rusia, Jenderal Valery Gerasimov.

Selain negara tuan rumah Rusia, militer lain yang terlibat adalah China, India, Laos, Mongolia, dan Nikaragua.

Pekan lalu juru bicara kementerian pertahanan China, Kolonel Tan Kefei, mengatakan bahwa operasi itu merupakan kerja sama antar militer yang bersahabat.

“Bertujuan untuk memperdalam kerja sama pragmatis dan bersahabat antara militer negara-negara yang berpartisipasi," katanya.

"Meningkatkan tingkat kerja sama strategis di antara semua pihak yang berpartisipasi, dan meningkatkan kemampuan untuk bersama-sama merespons terhadap berbagai ancaman keamanan," lanjut dia.

Adapun ini adalah kedua kalinya operasi militer antara Rusia dan China diadakan di tahun 2022.

Pada Selasa lalu, Sekretaris Pers Gedung Putih AS Karine Jean-Pierre menyampaikan kekhawatirannya tentang negara-negara yang bergabung dengan Rusia, mengingat kekacauan perang di Ukraina.

"Amerika Serikat memiliki kekhawatiran tentang negara mana pun yang latihan dengan Rusia, sementara Rusia mengobarkan perang brutal yang tidak beralasan melawan Ukraina," kata dia.

"Tapi, tentu saja, setiap negara peserta akan membuat keputusannya sendiri," tandas Sekretaris Pers Gedung Putih AS Karine Jean-Pierre. (*)

Baca Juga: Galak! Taiwan Tembak Jatuh Pesawat yang Melintas di Langitnya, Buntut Konflik dengan China

Editor : Rifka Amalia

Baca Lainnya