Dulu Identik Dengan Perayaan Lebaran, Siapa Sangka Petasan Tercipta Gegara Kecerobohan Ilmuwan, Begini Kisahnya!

Rabu, 04 Mei 2022 | 09:30
KOMPAS/JEAN RIZAL LAYUCK

Petasan

Sosok.ID - Sebelum dilarang oleh pihak berwajib, perayaan Lebaran, tak pernah lepas dari kehadiran petasan.

Bukan tanpa sebab, bermain petasan agaknya memangmenjadi hal yang lekat dengan suasana lebaran.

Bahkan menyalakan petasa juga menjadi tradisi di berbagai daerah bila menyambut hari Lebaran tiba.

Meski sempat menjadi tradisi yang tak pernah lepas dari perayaan Lebaran di Indonesia, namun banyak yang belum mengetahui dari mana awalnya tercipta benda tersebut.

Lebih uniknya lagi ternyata bahan pembuat petasan diciptakan dari sebuah kesalahan?

Dilansir dari Kompas.com, Mesiu pertama kali dibuat oleh seorang ahli kimia asal China pada abad ke-9.

Mesiu sendiri ternyata merupakan bahan utama untuk membuat petasan sampai saat ini.

Pada saat itu tentu bahan ini belum digunakan untuk membuat petasan atau benda sumber ledakan lain seperti kembang api, granat, apalagi bom.

Melainkan digunakan dalam senyawa medis.

Saat itu, belum terbayang dalam benak orang-orang bahwa bahan ini nantinya akan menjadi bumerang.

Hingga menjadi bahan penemuan yang paling mematikan, yaitu bom.

Penemuan mesiu yang ternyata bisa menjadi bahan peledak terjadi dari sebuah percobaan seorang ilmuwan.

Ia mencampurnya dengan belerang dan arang.

Tak bermaksud menciptakan bahan peledak, ternyata bubuk misterius itu justru menghasilkan asap dan api.

Pada saat itu, wajah dan tangannya terbakar karena percobaan yang dilakukannya sendiri.

Tak disangka, kesalahan percobaan yang dilakukan oleh sang ilmuwan diketahui oleh pasukan militer China pada Dinasti Song.

Sehingga mereka membuat benda serupa pistol untuk melawan musuh utama mereka saat itu yaitu bangsa mongol.

Mereka menggunakannya dengan teori penyaluran ledakan melalui silinder.

Digunakanlah bambu sebagai tabung saat itu sampai akhirnya mesiu terus dimonopoli oleh orang China hingga abad ke-13.

Selanjutnya tersebar ke seluruh dunia.

Saat ini mesiu digunakan untuk berbagai hal yang berbahaya.

Bahkan sekecil petasan pun sebenarnya berbahaya.

Oleh sebab itu, kini petasan dilarang, meskipun larangannya juga belum efektif untuk menghentikan penggunaan petasan.

Kita bisa melihat memasuki bulan puasa sudah terdengar bunyi-bunyian yang berasal dari petasan ini.

Nanti saat lebaran, akan makin nyaring terdengar bunyinya di berbagai penjuru.

Hal tersebut sudah seperti tradisi di Indonesia. (*)

Baca Juga: Tengah Malam Atta Halilintar Telepon Semua Dokter di Jakarta, Aurel Ceritakan Kepanikan Saat Keguguran: Sakit dan Aku Udah Nangis-nangis

Baca Juga: Sudah 2 Tahun Disebut Tak Rayakan Lebaran Bersama, Suami Ririn Dwi Ariyanti Ungkap Kelakuan Sang Istri yang Buat Dirinya Tak Tahan, Aldi Bragi:

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Kompas.com, Suar.grid.id

Baca Lainnya