Sosok.ID - Mantan politikus Angelina Sondakh, akhirnya dibebaskan pada 3 Maret 2022, setelah 10 tahun mendekam di penjara karena kasus korupsi.
Pasca-bebas, Angelina Sondakh menyampaikan penyesalannya karena terjun ke politik.
Bagi dia, politik adalah masa lalu paling kelam yang pernah terjadi dalam hidupnya.
Politik membuat mantan Putri Indonesia itu tersandung kasus korupsi pembangunan Wisma Atlet di Palembang.
Baca Juga: 'Bau Genosida', Vladimir Putin Anggap Perang di Ukraina Harus Dilakukan karena Kejahatan Kemanusiaan
Ia menerima hukuman berat 1 dekade hukuman penjara.
Setelah bertemu kembali dengan kedua orang tuanya dan anaknya, Keannu Massaid, Angelina Sondakh bertekad menjalani hidup baru.
Saat bercerita di hadapan ayahnya, Lucky Sondakh, tangis Angelina Sondakh membuncah.
Ia teringat bagaimana teman-teman di dunia politik melupakannya dan berubah sikap setelah dia dipenjara.Padahal dulunya banyak yang mendekatinya.
Baca Juga: Sosok Raul Lemos Tak Mau Disebut 'Kakek' oleh Anak Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah, Ada Apa?
"Jadi yang awalnya dulu sebelum masuk penjara, banyak yang cari. Tapi ketika masuk penjara, orang-orang tuh sudah mulai berkurang, habis-habis," ungkap Angie sambil menangis terisak, dikutip dari Youtube Keema Entertainment via TribunnewsBogor.com, Rabu (9/3/2022).
"Banyak teman-teman saya langsung pergi meninggalkan saya. Banyak orang dateng, pas setahun pertama masih jenguk lalu tiba-tiba menghilang," tambahnya.
Tak hanya itu, orang-orang bahkan sengaja menjauhi Angelina Sondakh agar tak ikut terseret kasus korupsi tersebut.
"Kita maklumin bahasa orang-orang takut ngerembet ah, takut diikutin," ucap Angie.
Baca Juga: Suami dan Anak-anaknya Syok, Sosok Maia Estianty Nekat Melompat dari Gedung Lantai 55
Lucky Sondakh, yang juga merupakan seorang profesor, mengatakan bahwa tidak ada teman abadi di dunia politik. Segala sesuatu yang terjadi dalam politik hanyalah untuk kepentingan.
"Machiavelli bapak ilmu politik mengatakan, dalam politik, tidak ada saudara persahabatan yang abadi, yang ada cuma kepentingan," papar Lucky Sondakh.
Ia menyebut, para rekan politisi hanya memanfaatkan putrinya, dan mendepaknya saat tujuan sudah tercapai.
"Pada waktu kepentingan mereka sudah terpenuhi dengan menyudutkan kamu, dan mengeksploitasi kamu, itu tidak ada yang namanya persahabatan," papar Lucky Sondakh.
"Dalam politik itu, anda berhadapan dengan para serigala berbulu domba. Teman, bos katanya mau promosiin kamu, tapi bisa-bisa dia memakan dan menghancurkan kamu," tambah dia.
Angelina Sondakh usai mengalami oengalaman buruk di dunia politik pun berjanji hanya akan mendengarkan nasihat orang tuanya.
Kata politik bahkan membuatnya merasa trauma.
"Makanya Angie udah gak mau lagi dad, masuk politik. Angie sekarang cuma mau dengerin nasihat dari daddy, gak mau ke politik," Angelina Sondakh menangis tersedu-sedu.
"Kalau ngomongin politik itu kayaknya masih ada rasa sedikit trauma. Politik itu bikin hati sama masa lalu itu udahlah Angie mau kubur. Angie mau cari jalan lain yang lebih baik," lanjutnya.
Walau demikian, Angelina Sondakh bersyukur karena waktu 10 tahun memberikan banyak pelajaran kepadanya.
"Apapun yang Angie lakukan, apapun perbuatan orang ke Angie, Angie merasa 10 tahun ini mendapat hidayah, mendapat hikmah luar biasa. Angie gak mau lagi kesitu," katanya terisak.
Lucky Sondakh menenangkan anaknya, mengatakab bahwa satu-satunya yang abadi adalah cinta orang tua untuk anaknya.
"Yang abadi adalah kecintaan yang tulus dari kami terhadap anak kami," tandasnya. (*)