AS yang Rugi, Rusia Stop Pasok Mesin Roket, Kepala Badan Antariksa Roscosmos: Biarkan Mereka Terbang dengan Sapu

Senin, 07 Maret 2022 | 21:11
Pixabay

Roket berteknologi laser bisa mempersingkat perjalanan luar angkasa.

Sosok.ID -Imbas perang Rusia-Ukraina merembet ke berbagai sektor.

Tak berdiam ditekan negara-negara lain karena invasinya ke Ukraina, Rusia pun melakukan 'serangan' serupa.

Di antaranya baruu-baru ini, Kepala Badan Antariksa Rusia (Roscosmos) Dmitry Rogozin mengumumkan diakhirinya penjualan roket dengan perusahaan Amerika Serikat.

Melansir Kompas.com, Rusia menjual dan memelihara mesin RD-180, yang digunakan pada tahap pertama roket Atlas V United Launch Alliance (ULA), sejak pertengahan 1990-an.

Baca Juga: Ogah Pakai Jet Tempur Untuk Runtuhkan Ukraina Dalam Sekejap, Ternyata Begini Strategi Militer Rusia!

Sejauh ini, dari 122 yang dikirim, 98 telah digunakan.

Saat menyampaikan pengumuman tesebut, Rogozin menyebut agar industri peluncuran AS terbang memakai sapu setelah tak lagi mendapat pasokan mesin roket.

“Dalam situasi seperti ini (dihantam sanksi) kami tidak dapat memasok AS dengan mesin roket terbaik dunia kami. Biarkan mereka terbang dengan sesuatu yang lain, sapu mereka, saya tidak tahu apa," kata Rogozin di televisi Pemerintah Rusia, sebagaimana dilansir Daily Mail pada Jumat (4/3/2022).

Sebagai informasi, ULA sudah mulai bekerja untuk mengganti mesin RD-180 di Atlas V, menandatangani kesepakatan pada 2014 dengan Blue Origin milik Jeff Bezos untuk mesin BE-4.

Baca Juga: Netizen Bak Detektif, Kecurigaan Speedboat Sengaja Ditukar Terbukti, Bukti Baru Kasus Kematian Tangmo Nida Terkuak

Tak hanya mengakhiri penjualan mesin ke AS, Rusia juga menarik diri dari proyek bersama dengan Jerman, dan perjanjian peluncuran dengan Badan Antariksa Eropa.

Diakhirinya kerja sama Stasiun Luar Angkasa Internasional ini pun menjadi ancaman bagi AS.

Tak main-main dengan keputusannya, Badan antariksa Rusia diketahui telah menutupi bendera AS dan Inggris pada roket Soyuz.

Sebagai gantinya, V dilukis untuk mendukung militer negaranya, dan mengumumkan pergeseran menuju pembangunan satelit pertahanan di masa depan.

Baca Juga: Gegerkan Dunia, Rusia Bawa Senjata Mematikan Untuk Serang Ukraina, Sekali Tembak Mampu Menguapkan Manusia Hingga Hancurkan Paru-paru

Masalah yangg dihadapi AS tak hanya berhenti pada pasokan mesin roket saja.

Sebab, ketika Rusia mengirimkan roket ke AS untuk digunakan oleh ULA, mereka juga memberikan bantuan teknis tentang integrasi dengan roket, untuk memastikan semuanya berjalan lancar.

Dari 122 roket yang dikirim sejauh ini, 24 masih disimpan di gudang.

Rusia juga tegas mengatakan ke depannya tidak akan memberikan dukungan, pemeliharaan, atau bantuan apa pun untuk mesin tersebut.

Mesin yang digunakan dalam roket ULA Atlas V dan Antares itu adalah salah satu yang paling kuat dan andal yang pernah dibuat, dan telah digunakan selama dua dekade.

Namun, peluncuran dari roket-roket ini tidak sejalan dalam hal frekuensi dengan kendaraan peluncuran generasi baru seperti SpaceX, atau bahkan keluarga Long March buatan China.

Menanggapi langkah Rusia, Tory Bruno, Kepala ULA, mengeklaim dalam sebuah wawancara dengan Verge bahwa mereka memiliki cukup RD-180 untuk melewati transisi, bahkan tanpa dukungan atau pasokan Rusia.

Meskipun akan ada beberapa masalah jangka pendek untuk beberapa penyedia peluncuran AS sebagai akibat dari tindakan Rusia, industri secara keseluruhan dinilai kemungkinan tidak akan terpengaruh.

Insinyur kedirgantaraan AS Robert Zubrin mengatakan tentang komentar Roscomos "kami punya banyak sapu", mengacu pada berbagai penyedia peluncuran.

Baca Juga: Rusia Berhasil Duduki Chernobyl, Ancaman Besar Hantui Dunia, Presiden Ukraina Takut Insiden di Tahun 1986 Kembali Terjadi

(*)

Editor : Rina Wahyuhidayati

Sumber : Kompas.com, daily mail

Baca Lainnya