Bak Bawa Berkah, Lumpur Lapindo Usai 16 Tahun Memunculkan Logal Paling Dicari di Dunia, Menteri ESDM Turun Tangan?

Rabu, 26 Januari 2022 | 19:57
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Area yang terkena dampak lumpur Lapindo di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, terlihat dari udara, Kamis (5/3/2015)

Sosok.ID- 16 tahun sudah sejak pertama kali bencana Lumpur Lapindo menyembur kini menyisakan banyak pertanyaan.

Peristiwa yang masih membekas kalau itu pertama kali terjadi di Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Sidoarjo pada 29 Mei 2006.

Bermula dari kebocoran sumur pengeboran gas milik PT Lapindo Brantas, semburan lumpur Lapindo berimbas di beberapa desa.

Melansir dariKompas (30/5/2006), semburan lumpur disertai gas keluar dari permukaan tanah melalui rawa yang ada di sekitar lokasi pengeboran.

Bahkan hanya dalam hitungan seminggu semburan lumpur terus meluas menggenangi areal sekitar lokasi pengeboran.

Baca Juga: Detektor Logam Berbunyi, Batu yang Ditemukan Pria Ini Ternyata Bernilai Tinggi, Awalnya Dikira Mengandung Emas Ternyata Lebih dari Itu

Letupan lumpur lapindo itu sampai menggenangi 16 desa di tiga kecamatan di sekitar lokasi.

Setidaknya ada sekitar 10.426 unit rumah terendam lumpur dan puluhan ribu jiwa terpaksa mengungsi.

Luas wilayah penanganan sosial kemasyarakatan dari bencana semburan lumpur Lapindo mencapai 1.143,3 hektare.

Penyebab terjadinya semburan gas disertai lumpur panas hingga kini masih misterius.

Juga tak diketahui secara pasti kapan lumpur dari kedalaman 2.734 meter itu akan berhenti menyembur.

Baca Juga: Berhenti Konsumsi Miras, Sosok Pria Ini Buat Seisi Rumah Sakit Terkejut Gegara Terdapat 1 Kg Lebih Benda Padat, Dari Paku Hingga Sekrup, Begini Kronologinya!

Bak kawah gunung berapi, lokasi semburan lumpur lapindo sampai saat ini masih memunculkan asap panas.

Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terus menggelontorkan anggaran dalam jumlah yang tidak sedikit.

Di tengah bencana yang sudah belasan tahun, lumpur Lapindo rupanya menyimpan kandungan logam super langka.

Logal mangka itu disebut rare earth atau logam tanah jarang.

Melansir dari GridHot.ID, emuan tersebut dibenarkan langsung oleh Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Baca Juga: Ingin Bisa Miliki Kekuatan Super Penarik Besi, Bocah Ini Nekat Telah 54 Butir Magnet, Akibatnya Mengerikan!

Mengutip dariSerambiNews.com, umumnya rare earth sulit ditemukan pada permukaan bumi.

Oleh karena itu keberadaan logam tanah jarang sulit ditemukan, namun bencana Lapindo menjadi berkah bagi adanya rare earth.

Dikutip dari Pusat Sumber Daya Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), logam tanah jarang atau rare earth sudah mulai ditemukan pada abad ke-18.

Sejak saat itu para peneliti berupaya menemukan keberadaan rare earth yang tergolong langka.

Tak hanya itu saja, Kementerian ESDM juga menemukan harta karun lainnya di lahan lumpur Lapindo, berupa logam raw critical material yang jumlahnya lebih besar dari kapasitas logam tanah.

Baca Juga: Fengshui dan Shio Keberuntungan di Tahun Kerbau Logam, Lekas Ikuti

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Eko Budi Lelono menyampaikan bahwa pihaknya sudah melakukan penyelidikan terkait mineral logam tanah jarang di lumpur Lapindo, Sidoarjo sejak tahun 2020 lalu.

"Tahun 2020 penyelidikan di sana, dan teman-teman kami terlibat dan lakukan kajian secara umum di Sidoarjo."

"Ada indikasi logam tanah jarang ini, selain logam tanah jarang ada logam raw critical material yang jumlahnya lebih besar dari logam tanah jarang," paparnya.

Tahun 2021, Badan Geologi Kementerian ESDM sudah melakukan kajian secara mendetail atas temuan tersebut dan hingga kini hasilnya masih dalam pemrosesan.

Eko mengatakan hasil kajian baru akan diberikan kepada publik jika sudah tuntas dilakukan.

Baca Juga: Kepengin Tajir Melintir, Dokter Ini Beli Lampu Aladdin Seharga Rp 4,8 Miliar, Ternyata Benda yang Dibeli Hanya Logam Biasa

"Tahun 2022 kami lakukan kajian dengan Ditjen Minerba, dan kerjasama dengan salah satu Litbang ESDM pusat yakni Tekmira terkait potensi untuk logam tanah jarang tersebut," imbuhnya.

"Ini kerja sama dengan dua institusi dan perlu koordinasi akan hasilnya dan diintegrasikan. Saat ini sedang diintegrasikan sehingga nanti kita bisa tahu potensi logam tanah jarang di Sidoarjo," tambah dia.

Keberadaan logam tanah jarang atau rare earth dapat digunakan sebagai bahan baku energi dalam pembuatan baterai.

Tak hanya itu rare earth juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan utama baterai kendaraan listrik hingga daya bagi pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).

Diperkirakan beberapa seperti industri seperti komputer, telekomunikasi, nuklir, dan dirgantara.

Baca Juga: Seribu Akal Kadali Petugas Pajak, Pria Ini 'Ngumpetin' Emas Batangan di Belahan Bokong,Jepit 1,5 Kg Logam Mulia Sampai Tertatih-tatih

Kedepannya juga akan membutukhan pemanfaatan dari adanya rare earth.

Mengutip dari World Today News, Indonesia sendiri memiliki potensi menjadi lokasi penyebaran rare earth.

Mineral yang terkandung dalam rare earth berpeluang untuk dibudidayakan sebagai produk sampingan yang dapat memberikan nilai tambah.

Tercatat beberapa wilayah Indonesia menjadi Jalur timah Asia Tenggara di antaranya Kepulauan Karimunjawa, Singkep, Bangka serta Belitung.

Kementerian ESDM juga membuka peluang investasi untuk menggarap eksplorasi logam tanah jarang ini.

Khususnya pada sektor teknologi untuk memproses perolehan eksplorasi.

Penggunaan logam tanah jarang sangat luas dan erat kaitannya dengan produk industri teknologi tinggi, seperti industri komputer, telekomunikasi, nuklir, dan ruang angkasa.

Di masa mendatang diperkirakan penggunaan tanah jarang akan meluas, terutama unsur tanah jarang tunggal, seperti neodymium, samarium, europium, gadolinium dan yttrium.

Peluang jangka panjang dan untuk pemenuhan bahan industri teknologi tinggi seperti baterai kendaraan listrik akan dikembangkan di Indonesia, maka produk sampingan berupa mineral-mineral yang mengandung logam/unsur tanah jarang tersebut dapat dialokasikan untuk pemenuhan kebutuhan industri baterai listrik nasional.

Manfaat dari rare earth atau tanah jarang bisa dipakai untuk teknologi, otomotif dan militer dan masih banyak lagi.

Karena itu, adanya temuan harta karun eksplorasi logam tanah jarang dalam tanah Indonesia, diharapkan bisa membuka peluang investasi, khususnya pada sektor teknologi.

(*)

Baca Juga: Inilah Fakta tentang Rare Earth di Bangka Belitung yang menjadi Incaran Dunia

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : kompas, GridHot.ID, World Today News

Baca Lainnya