Sosok.ID - Direktur de facto kedutaan besar AS di Taiwan, mengatakan akan menjalin hubungan yang lebih dalam dengan pulau yang saat ini sedang berkonflik dnegan Beijing tersebut.
Dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (30/10/2021), Amerika Serikat ingin memperdalam hubungannya dengan Taiwan dan akan bekerja untuk melawan pengaruh "jahat" China.
Pernyataan itu dikatakan oleh seorang diplomat tinggi AS di Taiwan, ketika ketegangan antara Beijing dan Taipei tetap pada level tertinggi dalam beberapa dekade.
Sandra Oudkirk, direktur baru Institut Amerika di Taiwan, kedutaan de facto AS, mengatakan pada hari Jumat (28/10/2021) bahwa Washington tetap berkomitmen kuat untuk Taiwan dan secara aktif bekerja di bidang kerja sama baru seperti keamanan siber dan rantai pasokan.
Baca Juga: Skenario Perang Taiwan, AS Punya Opsi Menguntungkan untuk Pecundangi Militer China
“Kami berkomitmen untuk memperdalam hubungan kami dengan Taiwan,” katanya, seraya menambahkan dukungan AS untuk Taiwan adalah “kokoh”.
Komentar itu muncul setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada hari Selasa menyerukan negara-negara anggota PBB untuk mendukung partisipasi Taiwan di organisasi tersebut dan badan-badan internasional yang berafiliasi dengannya, sesuatu yang telah diupayakan Taipei sejak kehilangan kursi yang mewakili China pada tahun 1971.
China, yang menganggap Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri sebagai provinsi yang membangkang, dengan cepat menegaskan kembali penentangannya terhadap langkah semacam itu.
Baca Juga: Joe Biden Makin Galak! Tegaskan Siap Bantai China Jika Perang Panas Meletus!
Sementara itu, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan kepada jaringan media CNN pada hari Kamis bahwa dia memiliki “keyakinan” bahwa AS akan membela Taiwan dari serangan China.
Pada hari Jumat, Oudkirk menolak untuk mengomentari inisiatif keamanan atau memberikan rincian tentang kehadiran pasukan AS di pulau itu.
“Kami akan terus memajukan tujuan global dan regional dari pemerintahan Biden, termasuk melawan pengaruh buruk RRC (Republik Rakyat China), pulih dari dampak buruk pandemi dan mengatasi ancaman perubahan iklim,” kata Oudkirk.
Baca Juga: Digeruduk Kapal Perang AS dan Kanada di Selat Taiwan, China Bodo Amat!
Fokus baru utama dari hubungan AS-Taiwan adalah pada rantai pasokan di tengah krisis global pada chip komputer yang dikenal sebagai semikonduktor.
Taiwan adalah rumah bagi TSMC atau Taiwan Semiconductor Manufacturing Inc, yang merupakan produsen kontrak chip prosesor terbesar di dunia. Chip tersebut digunakan dalam segala hal mulai dari smartphone, peralatan medis, hingga komputer game.
Dalam beberapa minggu terakhir, media lokal melaporkan bahwa perusahaan Taiwan prihatin dengan permintaan informasi dari Departemen Perdagangan AS kepada pembuat chip tentang informasi yang berpotensi sensitif seperti inventaris, produksi, dan pelanggan utama mereka. TSMC, misalnya, melayani klien di China dan juga di seluruh dunia.
“Saya telah menekankan bahwa permintaan informasi baru-baru ini dari Departemen Perdagangan hanya itu, itu adalah permintaan,” kata Oudkirk dalam menanggapi kekhawatiran itu, dengan mengatakan itu bersifat sukarela.