Tak Gentar Digertak Ratusan Jet China, Diam-diam Taiwan Telah Dilatih Kemiliteran Oleh Salah Satu Negara Degan Kekuatan Perang Terbesar di Dunia Ini!

Sabtu, 09 Oktober 2021 | 16:59
Taiwan Armed Forces

(ilustrasi) Tak Gentar Digertak Ratusan Jet China, Diam-diam Taiwan Telah Dilatih Kemiliteran Oleh Salah Satu Negara Degan Kekuatan Perang Terbesar di Dunia Ini!

Sosok.ID - Perseteruan dua negara bertetangga, China dengan Taiwan agaknya masih belum menemui titik perdamaian.

Bahkan keduanya saling beri kritik tajam satu sama lain selama beberapa bulan terakhir.

Hal itu bermula dari klaim serta keengganan China untuk melepas Taiwan sebagai bagian dari negara Tirai Bambu tersebut.

Kini perang pun seperti sudah di ujung tanduk terlihat dari tindakan yang diambil oleh China untuk menyikapi Taiwan.

Baca Juga: Negara ASEAN Lain Diganggu Tiongkok, Indonesia Ternyata Bisa Hancurkan Kapal Maupun Pesawat Tempur Siluman China Bila Nekat Masuk RI Dalam Sekejap!

Tak sampai di situ saja, setidaknya puluhan maupun ratusan pesawat tempur China dikabarkan berkali-kali melintas di wilayah Taiwan.

Insiden tersebut dianggap sebagai ancaman terbuka bagi Taipei dan sering diprotes banyak pihak.

Ternyata, China pun sempat koar-koar mereka dapat dengan mudah menaklukkan negara kecil tersebut.

Hal itu tak lain karena armada perang Tiongkok yang memang dikenal salah satu militer terkuat di dunia.

Baca Juga: Cuma Berani Gertak Sambal, Taiwan Nyatanya Sudah Tanda Tangan Perjanjian Dengan Negara Ini Bila Tiongkok Menyerang

Namun penyerbuan yang disebut bakal dilakukan China ke Taiwan agaknya tak mungkin berjalan mudah.

Selain mempersenjatai dengan sejumlah alutsista ataupun senjata perang canggih beberapa bulan terakhir, Taiwan tak tinggal diam.

Baru-baru ini sebuah kabar mengejutkan datang dari Taiwan yang secara diam-diam melakukan latihan rahasia.

Bahkan latihan militer tersebut dimimpin oleh salah satu pasukan khusus sala satu negara dengan kekuatan militer terkuat di dunia.

Baca Juga: Tak Jauh Beda Dengan Film James Bond, Mantan Mata-matan Inggris Ungkap Kesamaan Menjadi Agen MI6: Tidak Naik Aston Martin Atau Perahu Cepat

Pasukan khusus tersebut adalah prajutir Amerika Serikat (AS) yang dilaporkan secara rahasia memberi pelatihan kepada militer Taiwan selama beberapa bulan terakhir.

Rombongan berisi 20 tentara operasi khusus maupun konvensional itu memberikan pelatihan kurang dari setahun.

Sumber membenarkan laporan Wall Street Journal, yang terjadi di tengah meningkatnya ancaman dari China.

Taipei melalui kementerian pertahanannya menolak mengomentari laporan dari The Journal, tidak demikian dengan AS.

Juru bicara Pentagon John Supple menytakan dukungan mereka untuk militer Taiwan diukur dari kebutuhan pertahanannya.

Dalam rilisnya, Supple menyatakan relasi pertahanan dengan Taipei tetap selaras untuk menghadapi ancaman dari "Negeri Panda".

Baca Juga: Alih-alih Rayakan HUT Kemerdekaan, China Diam-diam Kirim Jet Tempur ke Taiwan, Perang Besar di Ambang Pintu!

"Kami mendesak Beijing untuk menghormati komitmennya terkait resolusi damai dalam perbedaan antar-selat," kata dia.

Sementara Perdana Menteri Su Tseng-chang menegaskan mereka akan mengerahkan segala upaya untuk memertahankan kedaulatan mereka.

"Kami melakukan sebaik mungkin, dan kami mengapresiasi negara yang bersedia bekerja dengan kami," ucap PM Su.

Pada November 2020, media lokal melaporkan kontingen kecil AS melatih marinir maupun pasukan khusus Taiwan.

Baca Juga: Presiden Jokowi Geram Dengan Kapal Perang Tiongkok Masuk Wilayah Natuna Utara? Anggaran Rp 12,2 Triliun Digelontorkan Salah Satunya Beli Pesawat Drone

Dilansir AFP Jumat (8/10/2021), mereka dilatih melakukan operasi amfibi maupun menggunakan perahu kecil.

Bahkan berdasarkan video yang beredar tahun lalu, pasukan AS berpartisipasi dalam latihan di pulau "Balance Tamper".

China menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, yang harus direbut secara paksa jika diperlukan.

Setidaknya dalam sepekan terakhir, "Negeri Panda" mengirim 150 pesawat militer ke Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) Taiwan.

(*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : The Wall Street Journal, The Journal, afp

Baca Lainnya