Ancam Kedamaian ASEAN Termasuk Indonesia Gegara Ulah Australia, Tiongkok Koar-koar Bakal Serang Negara Tetangga RI Gegara Hal Ini!

Jumat, 24 September 2021 | 14:31
Kolase SCMP/Kompas

(ilustrasi) Ancam Kedamaian ASEAN Termasuk Indonesia Gegara Ulah Australia, Tiongkok Koar-koar Bakal Serang Negara Tetangga RI Gegara Hal Ini!

Sosok.ID-Sebuah kesepakatan antara tiga negara yaitu Amerika Serikat (US), Australia, dan Inggris (UK) atau AUKUS terkait proyek kapal selam nuklir.

Perjanjian tersebut pun menuai kritik dan sorotan dari berbagai negara tanpa terkecuali tetangga Ausralia sendir.

Bahkan China ikut mengutarakan respon keras atas tercapainya kesepakatan AUKUS soal kapal selam nuklir tersebut.

Mengutip dari Express.co.uk (22/9/2021), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China memperingatkan bahwa Asia-Pasifik tidak membutuhkan "kapal selam dan bubuk mesiu", mengacu pada kesepakatan AUKUS.

Baca Juga: Unjuk Kekuatan Militer, 19 Jet Tempur China Terobos Taiwan

Perjanjian trilateral baru antara AS, Inggris, dan Australia merusak perdamaian di kawasan itu dicap bakal mempengaruhi negara-negara tetangga termasuk Indonesia.

Juru bicara pemerintah China, Zhao Lijian berpendapat bahwa perjanjian baru antara ketiga negara malah lebih memajukan perlombaan senjata.

Ia pun percaya perjanjian itu lebih banyak merugikan daripada membawa kebaikan.

Alih-alih kapal selam, ia mengatakan kawasan Asia-Pasifik lebih butuh lapangan kerja terkait kondisi perekonomian di tengah pandemi.

Baca Juga: 'Paling Pendek 5 Tahun, Bahkan Puluhan Tahun', Menkes Sebut Covid-19 Tidak Berakhir dalam Waktu Dekat

“Menghadapi tantangan bersama dalam memerangi epidemi dan pemulihan ekonomi, orang-orang di kawasan Asia-Pasifik membutuhkan pertumbuhan dan lapangan kerja, bukan kapal selam dan bubuk mesiu," ungkapnya di Beijing setelah pengumuman AUKUS.

"Negara-negara yang bersangkutan harus berbuat lebih banyak untuk membantu perdamaian dan pembangunan regional," imbuhnya.

Lijian telah mengkritik perjanjian AUKUS dalam seminggu terakhir, dan menggambarkan perjanjian itu sebagai "sangat tidak bertanggung jawab".

Namun, sebagai bagian dari perjanjian, ketiga negara itu sendiri telah berkomitmen untuk “Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka”.

Baca Juga: Tiongkok Makin Nekat Ancam Taiwan Hingga Indonesia, Bekas Negara yang Menjajah RI Ini Langsung Bertindak Hadapi China

Negara-negara tersebut akan membangun kerja sama keamanan di kawasan tersebut untuk mengimbangi pengaruh China yang terus meningkat.

Di bawah kerja sama itu disepakati akan diberikan teknologi dan kemampuan kapal selam bertenaga nuklir untuk Australia.

Dengan begitu, Australia akan menjadi negara kedua setelah Inggris pada 1958 yang diberi akses ke teknologi nuklir AS untuk membangun kapal selam bertenaga nuklir.

Seiring dengan pandangan Beijing, keluhan lain tentang perjanjian AUKUS juga datang dari Malaysia.

Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob juga secara vokal menunjukkan kekhawatirannya tentang perjanjian trilateral tersebut.

Baca Juga: Demen Bikin Onar, Pesawat Y-20 China Dikirim ke Laut China Selatan, Klaim Jaga Perdamaian

Dirinya yakinperjanjian tersebut akan "memprovokasi kekuatan lain untuk bertindak lebih agresif di kawasan, terutama di Laut Cina Selatan".

Kementerian Luar Negeri Indonesia ikut angkat bicara dengan menyatakan keprihatinan mereka tentang kesepakatan AUKUS.

Melalui Kementerian Luar Negeri, RI menyampaikan bahwa Indonesia mendorong Australia tetap memenuhi kewajibannya menjaga perdamaian, stabilitas, dan keamanan kawasan.

Tak hanya itu saja,Indonesia juga menekankan mengenai pentingnya komitmen Australia untuk tetap memenuhi kewajibannya terkait nonproliferasi nuklir.

Baca Juga: Serangan Tiongkok ke Laut China Selatan Termasuk Indonesia Makin Barbar, JepangPaksa Eropa Tentang Ekspansi PLA

Kemitraan AUKUS diumumkan secara virtual oleh Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, dan Perdana Menteri Australia Scott Morrison, Rabu (15/9/2021).

Meski menerima berbagai kritik, ada pula negara yang mendukung kesepakatan tersebut. Filipina adalah salah satu negara yang mendukung perjanjian trilateral antara AS, Inggris, dan Australia.

Mereka percaya bahwa kesepakatan itu akan bermanfaat dalam jangka panjang, karena berpotensi mengakhiri ketidakseimbangan kekuatan di wilayah tersebut.

(*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Express.co.uk, intisari-online

Baca Lainnya