Jokowi Imbau Masyarakat Waspadai Varian Mu, Disebut Kebal Vaksin, Begini Faktanya!

Selasa, 07 September 2021 | 17:15
Harian Warta Kota/Henry Lopulalan

Presiden Joko Widodo

Sosok.ID - Setelah varian Delta dan Alpha yang meresahkan masyarakat dunia, muncul varian Mu virus penyebab penyakit covid-19.

Varian baru B.1.621 ini sedang menjadi perhatian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Dikutip dari Kompas.com, WHO memasukkan varian Mu ke dalam daftar variant of interest (VOI) bersama dengan beberapa varian lainnya.

Sementara itu, Public Health England (PHE) yang menamai varian ini dengan sebutan VUI-21JUL-01 juga menambahkan virus Corona varian Mu ke dalam daftar varian yang sedang diselidiki pada bulan Juli lalu.

Baca Juga: Covid-19 Jenis Baru Kembali Muncul di Dunia, Disebut Varian Lambda

Varian ini juga menjadi perhatian Presiden Joko Widodo.

Ia tidak ingin varian tersebut kembali menyebabkan lonjakan kasus corona di Indonesia.

Hal itu Jokowi sampaikan dalam rapat kabinet di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (6/9/2021).

"Yang berkaitan dengan varian baru, varian Mu ini betul-betul agar kita lebih waspada dan detil jangan sampai ini merusak capaian yang sudah kita lakukan," kata Jokowi melalui tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Senin, diberitakan Kompas.com

.Baca Juga: Perketat Prokes, Fakta Virus Corona Varian Kappa dengan Potensi Mematikan yang Ditemukan di Indonesia

Jokowi mengatakan, virus corona tidak mungkin hilang secara total, meskipun kasus di Indonesia saat ini menunjukkan perlandaian.

Oleh karenanya Jokowi meminta agar tidak terjadi euphoria berlebihan atas turunnya kasus saat ini.

"Begitu lengah, (Covid-19) bisa naik lagi," ujar Jokowi.

Ia mengingatkan bahwa varian Delta masih tetap mengintai siapa pun yang lengah dalam menerapkan protokol kesehatan.

Baca Juga: Media AS Soroti Kasus Meninggalnya Dokter-dokter di Kudus meski Telah Divaksin Sinovac, Indonesia Diduga Jadi Studi Kasus Kekhawatiran Varian Delta

Jokowi mengatakan, perbaikan situasi pandemi di Indonesia tidak hanya nampak dari menurunnya jumlah kasus Covid-19 harian, tetapi juga tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit rujukan virus corona.

BOR nasional berada di angka 19 persen. Sementara, BOR rumah sakit darurat Covid-19 Wisma Atlet Jakarta sebesar 9 persen.

"Ini kalau kita terus lakukan pekerjaan-pekerjaan kita secara konsisten saya yakin Insya Allah di akhir September kita sudah akan berada di angka dibawah 100.000," kata Jokowi.

Adapun Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono sebelumnya memastikan bahwa varian Corona Mu belum terdeteksi di Indonesia.

Baca Juga: Covid-19 Varian Delta Lebih Mewabah, Kemenkes : Akan Cepat Penularannya

Ia mengatakan, hal tersebut diketahui setelah dilakukan pemeriksaan 7.000 sampel menggunakan metode whole genome sequencing (WGS).

"Beberapa tempat di sekitar kita varian Mu ini belum terdapat, kita sudah melakukan genome sequencing terhadap 7.000-an orang di seluruh Indonesia dan belum terdeteksi varian Mu," kata Dante dalam konferensi pers melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (6/9/2021).

Dante mengatakan, dalam konteks laboratorium, varian Mu memiliki resistensi terhadap vaksin. Namun, penyebaran varian ini tidak sebesar varian Delta.

"Mudah-mudahan varian Mu akan abortif seperti varian Lambda beberapa waktu lalu di Peru," ujarnya.

Baca Juga: Kemenkes Beberkan 9 Provinsi di Indonesia Kena Covid-19 Varian Delta

Sementara itu, The Guardian melaporkan, varian Mu dikhawatirkan dapat tak terpengaruh dengan kekebalan orang yang sudah menerima vaksin Covid-19.

Kompas.commelaporkan 4 fakta Covid-19 varian Mu:

1. Teridentifikasi di Kolombia

Virus Corona varian Mu pertama kali teridentifikasi di Kolombia pada bulan Januari 2021.

Menurut WHO, varian Mu lebih kebal terhadap vaksin seperti varian Beta yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan.

Akan tetapi, para ilmuwan masih meneliti tingkat penularan dan dampak yang ditimbulkan dari varian baru ini.

Baca Juga: 60 WN India Bikin Onar Saat Diminta Isolasi, Negaranya Diketahui Sedang Tsunami Covid-19, Anggota DPRD DKI Resah: Indonesia Harus Tegas!

2. Prevalensi sementara masih rendah

Dilaporkan Euro News, menurut WHO, sejauh ini prevalensi varian Mu di seluruh dunia masih rendah, yakni kurang dari 0,1 persen.

Prevalensi varian Mu di Kolombia, negara yang menjadi tempat varian baru ini teridentifikasi, sekitar 39 persen. Sedangkan di Ekuador, prevalensi varian Mu mencapai 13 persen.

Baca Juga: Hati-hati! Kurang dari 2 Minggu Sejak Ditemukan, Varian Baru Virus Corona yang Lebih Menular Telah Tersebar di 17 Negara di Dunia

3. Ditemukan di 39 negara

Meskipun tergolong baru ditemukan, namun varian Mu telah terdeteksi di 39 negara di dunia. Hal ini pula yang membuat WHO menambahkan B.1.621 ke dalam daftar pantauan.

Setidaknya terdapat 32 kasus infeksi varian Mu di Inggris. Menurut laporan PHE, sebagian besar kasus infeksi virus Corona varian Mu di London terjadi pada anak muda, bahkan yang telah menerima dua dosis vaksin Covid-19.

Saat ini, varian Mu juga telah terdeteksi di Amerika Selatan, AS, Eropa, dan Hong Kong.

Baca Juga: Indonesia Wajib Waspada! Varian Baru Covid-19 yang Sebabkan Kepanikan di Inggris Telah Masuk ke Singapura

4. Kebal terhadap vaksin Covid-19

WHO mengatakan, varian Mu memiliki konstelasi mutasi yang berpotensi dapat lolos dari sistem kekebalan. Meski begitu, laporan ini perlu dikonfirmasi lebih lanjut.

Sementara itu, menurut PHE, varian Mu memiliki resistensi yang sama dengan varian Beta terhadap kekebalan yang dihasilkan dari vaksinasi. Akan tetapi, butuh lebih banyak bukti penelitian untuk mengonfirmasi pernyataan tersebut. (*)

Editor : Rifka Amalia

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya