Sosok.ID - Dalam sebuah cuiotan di Twitter pada hari Selasa, (17/8/2021), Senator AS John Cornyn dengan heran mengatakan bahwa AS memiliki sebanyak 30.000 tentara yang ditempatkan di pulau Taiwan, lebih dari 28.000 tentara AS di Korea Selatan.
Jika itu benar, pemerintah China dan rakyat China tidak akan pernah menerimanya.
Diyakini bahwa China akan segera menerapkan Undang-Undang Anti-Pemisahan, menghancurkan dan mengusir pasukan AS di Taiwan dengan cara militer, dan pada saat yang sama mewujudkan reunifikasi dengan kekuatan.
Pernyataan itu disampaikan oleh media pemerintah China, Global Times, seperti dikutip Sosok.ID.
Baca Juga: Bentrokan atas Taiwan Percerpat Perang Terbuka di Laut China Selatan
Pasukan AS yang ditempatkan di pulau Taiwan dianggap China sangat melanggar perjanjian yang ditandatangani ketika China dan AS menjalin hubungan diplomatik, serta semua dokumen politik antara kedua negara.
"Ini juga secara kritis bertentangan dengan hukum internasional dan bahkan hukum domestik AS," tulis Global Times.
"Ini setara dengan invasi militer dan pendudukan Provinsi Taiwan di Cina. Ini adalah tindakan menyatakan perang terhadap Republik Rakyat Tiongkok."
China mencatat bahwa beberapa orang menunjukkan bahwa Cornyn, anggota Komite Intelijen Senat AS, pasti salah mengira ukuran kehadiran militer AS di pulau Taiwan sebelum pembentukan hubungan diplomatik antara China dan AS untuk jumlah hari ini.
Menurut Wikipedia, jumlah tentara AS yang ditempatkan di pulau Taiwan secara bertahap meningkat menjadi 30.000 dari tahun 1968 hingga 1969.
Dalam sebuah wawancara dengan Global Times, seorang sarjana China meragukan bahwa tweet Cornyn mungkin merupakan tindakan yang disengaja untuk mencoba menguji reaksi China daratan terhadap kehadiran militer AS di Taiwan.
"Itu juga tidak dapat diterima bagi kami jika itu masalahnya."
Baca Juga: China Bersumpah Balas Dendamatas Penjualan Senjata Pertama Joe Biden untuk Taiwan
China dengan tegas menuntut penjelasan segera dari pemerintah AS atas tweet Cornyn, serta penjelasan langsung dari otoritas Taiwan.
Menurut Beijing, jika benar-benar ada 30.000 tentara AS di Taiwan, atau bahkan kurang dari itu, itu akan menjadi situasi yang sangat serius yang melintasi garis merah China.
Pasukan AS itu harus segera mundur dari Taiwan tanpa syarat, dan baik pemerintah AS maupun otoritas Taiwan harus secara terbuka meminta maaf atas hal ini, ujar China.
"Jika tidak, kami percaya bahwa perang habis-habisan melintasi Selat Taiwan akan pecah dengan cepat, dan Tentara Pembebasan Rakyat China akan melenyapkan pasukan AS, membebaskan pulau Taiwan, dan menyelesaikan masalah Taiwan sekali dan untuk selamanya."
"Kami ingin menekankan bahwa kehadiran pasukan AS di Taiwan adalah garis merah yang tidak dapat dilintasi."
"Kami percaya bahwa pemerintah China dan kekuatan militer akan bekerja sama dengan seluruh rakyat China untuk menjaga kedaulatan teritorial China dan dengan tegas menghilangkan dan mengusir kekuatan asing yang melanggar wilayah China," tandas Global Times. (*)