Sosok.ID - Jika ada yang membuat Amerika Serikat (AS) takut dengan China, itu adalah gudang rudalnya.
Ya, sudah seminggu belakangan ini pergerakan militer China membuat AS was-was.
Bukan tanpa sebab, dalam hitungan minggu, China dikabarkan telah memperbanyak gudang rudalnya.
Jumlahnya pun tak main-main, yakni mencapai ratusan gudang.
Gudang-gudang rudal balistik Xi Jinping ini dikabarkan tersebar di beberapa pelosok di dataran China.
Jumlahnya yang terus bertambah dari minggu ke minggu membuat Pentagon resah.
Terlebih lagi, China dikabarkan selalu menolak tawaran perjanjian kontrol senjata dari AS dengan Rusia.
Kuat dugaan, pesatnya pertumbuhan jumlah gudang-gudang rudal balistik ini dikarenakan meningkatnya kekuatan militer China.
Melansir Kontan.co.id, Departemen Pertahanan AS, Pentagon sebut China baru saja bangun 110 gudang rudal balistik.
Laporan ini kali pertama muncul pada 26 Juni 2021 lalu dari Federasi Ilmuwan Amerika (AFS).
Berdasarkan citra satelit, AFS menduga China sedang membangun gudang rudal baru di dekat Hami, bagian timur Xinjiang.
Kemudian pada 27 Juni 2021, kabar ini dibenarkan oleh Pentagon dan anggota kongres dari Partai Republik.
Ini bukan kali pertama China terpergok tengah membangun gudang rudal.
Sebelumnya, militer Xi Jinping ini dilaporkan membangun 120 gudang rudal di Yumen, daerah gurun tenggara China.
"Ini adalah kedua kalinya dalam dua bulan."
"Publik menemukan apa yang telah kami katakan selama ini tentang meningkatnya ancaman yang dihadapi dunia," ungkap Komando Strategis AS melalui Twitter resminya, seperti dikutip Kontan.co.id via Reuters.
Sebenarnya, awal bulan Juli, Departemen Luar Negeri AS telah mencurigai aktivitas militer China ini.
Departemen Luar Negeri AS bahkan sebut beranak pinaknya gudang rudal milik China ini mulai mengkhawatirkan.
Asumsi China mulai menyimpang dari aturan nuklir yang sudah disepakati pun mulai merebak.
Dari laporan Pentagon di tahun 2020, China diperkirakan memiliki persedian hulu ledak nuklir sebanyak 200 buah.
Di sisi lain, AS disebut telah memiliki hingga 3.800 hulu ledak nuklir.
Perkembangan persenjataan nuklir China ini sudah lama dilirik oleh AS.
AS dikabarkan kerap mengajak China untuk bergabung dalamperjanjian kontrol senjata baru (New START) bersama Rusia.
Sayangnya, dari kabar yang beredar, China tidak menanggapi ajakan AS tersebut.
(*)