Kharismanya Ditakuti Dunia, Soekarno Nyatanya Punya Kebiasaan yang Kini Banyak Dianggap Memalukan, Hobi Lakukan Hal Ini Sekalipun Sudah Menjabat Sebagai Presiden

Selasa, 18 Mei 2021 | 19:35
istimewa & TribunJabar/Ery Chandra

Soekarno

Sosok.ID - Bulan Juni menjadi bulan yang penuh sejarah bagi bangsa Indonesia.

Sebab, di bulan tersebut ada dua tanggal penting yang akan mengukir sejarah besar bagi bangsa ini.

Ya, bulan Juni merupakan hari lahir Soekarno sekaligus kematian sang Presiden Pertama Republik Indonesia.

Bung Karno, sapaan akrabnya, lahir di Surabaya pada 6 Juni 1901 dan meninggal dunia di Jakarta pada 21 Juni 1970.

Baca Juga: Gemetar Saat Tahu Soekarno Jadi Presiden, Terungkap Cara Amerika untuk Taklukan Indonesia, Harus Ngemis Bantuan ke Pihak Ini

Kendati sudah tiada, namun sosok Soekarno hingga kini masih banyak dikenang oleh masyarakat.

Cerita-cerita seputar kehidupan sosok yang dijuluki sebagai Bapak Proklamator itu masih sering menjadi perbincangan.

Salah satu yang menarik adalah kebiasaan Soekarno yang saat ini banyak dianggap memalukan oleh masyarakat, yakni mengutang.

Soekarno ternyata tak malu untuk utang sekalipun ia sudah menjabat sebagai seorang presiden yang ditakuti dunia.

Dilansir dari Intisari, hal itu disampaikan oleh pengawal pribadi Presiden Soekarno, Maulwi Saelan dan tertulis dalam buku Maulwi Saelan Penjaga Terakhir Soekarno.

Baca Juga: Pernah Getol Rayu Indonesia, Israel Malah Berakhir Dipermalukan oleh Soekarno

"Kalau enggak ada uang dia bilang," ujar Maulwi.

Pernah suatu kali Bung Karno menerima surat dan terkait surat itu ia harus segera mengeluarkan sejumlah uang.

Lantaran tak membawa uang, dia meminta kepada pengawal. Maulwi kebetulan ada di dekat situ.

"Eh, mana uangnya? Kasih coba!" ujar Mauwli menirukan Soekarno.

Suatu hari terpaksa Soekarno menelpon tokoh PNI Jawa Timur, Doel Arnowo, karena butuh uang.

"Cak Doel, engkau mesti ke Jakarta. Aku butuh duit," ujar Soekarno sebagaimana dituturkan oleh orang kepercayaannya, Mangil kepada Maulwi.

Yang ditelepon pun bingung.

Baca Juga: Di Balik Semboyan Kapal Selam RI, Dari Pidato Presiden Soekarno di Atas KRI Tjandrasa, Wira Ananta Rudhiro: Sekali Menyelam, Maju Terus -Tiada Jalan Untuk Timbul Sebelum Menang, Tabah Sampai Akhir!

Di lain waktu, giliran pengusaha T.D. Pardede yang kebingungan dengan “ulah” Soekano.

Kisahnya terjadi di penghujung kekuasaan sang presiden.

Pardede dipanggil Soekarno untuk menghadap.

Di tempat, "Ternyata Bung Karno telah meminta duit sama aku," ujarnya Maulwi megutip keterangan yang pernah disampaikan dan ditulis oleh Mangil.

"Hei, Pardede aku butuh duit untuk bayar utang dan beli cat," kata Soekarno.

Pardede lalu memberi Soekarno 1000 dollar sembari menanyakan apakah jumlah tersebut masih kurang.

"Wah, banyak amat," jawab Soekarno.

Baca Juga: Kenang Masa Lalu, Ratna Sari Dewi Ungkap Proklamator Indonesia Kalahkan 3 Miliarder Asal AS dan Filipina Demi Taklukan Cintanya

Kejadian itu membekas di hati Pardede.

Dia yakin bahwa tuduhan orang bahwa Soekarno koruptor sama sekali tidak benar.

Keseharian yang bersahaja itulah yang membuat Soekarno nyaman, dan kenyaman itu hanya mungkin Soekarno dapatkan di tengah orang-orang yang mau memahami keinginannya.

Soekarno tak suka kenyamanan itu terusik, termasuk okeh formalitas aturan protokoler.

"Dalam setiap kesempatan yang memungkinkan. Ia selalu senang tertawa dan mengajak orang-orang sekelilingnya untuk juga bergembira," papar Maulwi seperti yang tertulis dalam bukunya.

(*)

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber : Intisari Online

Baca Lainnya