Sosok.ID - Sejak era pemerintahan Soekarno, Indonesia ternyata terus-menerus dirayu oleh Israel untuk menjalin hubungan diplomatik.
Tapi rayuan tersebut tak mempan karena Soekarno tegas menolak.
Seperti yang diketahui, Israel saat ini tengah menjadi perhatian dunia.
Hal itu tak terlepas dari konflik dengan Palestina yang kembali memanas.
Serangan-serangan kembali diluncurkan Israel ke Palestina sejak bulan Ramadan hingga kini.
Simpati terus mengalir dari Indonesia dan negara-negara lain untuk warga Palestina.
Warga dunia juga ramai-ramai mengecam tindakan Israel, termasuk Indonesia.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo baru-baru ini mengeluarkan pernyataan tersebut lewat Twitter.
"Indonesia mengutuk keras serangan Israel yang menelan ratusan korban jiwa, termasuk wanita dan anak-anak.
"Agresi Israel harus dihentikan," tulisnya dalam bahasa Inggris seperti dikutip dari Twitter @jokowi, Sabtu (15/5/2021).
Kecaman Indonesia terhadap Israel rupanya telah mendarah-daging sejak era pemerintahan Soekarno.
Ya, sejak Indonesia merdeka, Israel telah mencari celah agar bisa menjalin hubungan diplomatik.
Tetapi rayuan itu tak mempan.
Presiden Pertama RI Soekarno dengan tegas menolak rayuan Israel.
Dilansir dari Intisari Online, Israel sendiri kala itu merayu Indonesia dengan memberikan pengakuan kemerdekaan.
Atas anjuran dari Dewan Liga Arab pada 18 November 1946, selain negara-negara muslim, Israel memberi pengakuan kedaulatan Indonesia.
Hal itu dilakukan Israel dengan harapan Indonesia akan melakukan hal yang sama.
Tak cukup sampai di situ, saat Belanda mengakui kedaulatan Indonesia pada 1949, Isarel kembali bermulut manis.
Perdana Menteri David Ben Gurion yang menjabat kala itu mengirimkan telegram kepada Presiden Soekarno berisi ucapan selamat.
Selain itu, pada 1950, Menteri Luar Negeri Moshe Sharett mengirim telegram ke Hatta.
Tujuannya? Masih sama, yakni memberi pengakuan penuh kepada Indonesia.
Tapi, lagi-lagi Indonesia teguh pada pendiriannya.
Dalam “Indonesia And Israel: A Relationship In Waiting” yang dimuat Jewish Political Studies Review, Maret 2005, Hatta menanggapi perbuatan Israel dengan ucapan terima kasih.
Ia sama sekali tak memberikan pengakuan diplomatik.
Baca Juga: Atas Permintaan Palestina, Sejumlah Negara Setujui Liga Arab Gelar Pertemuan Darurat
Hatta lagi-lagi menolak secara halus saat Israel berencana untuk mengirim misi muhibah pada Indonesia.
Bahkan, saat konferensi negara-negara Asia dan Afrika, Indonesia dan Pakistan kompak menolak partispasi Israel.
Bukannya tanpa alasan, sikap tersebut mencerminkan pidato Soekarno pada 1962 silam yang berbunyi:
"Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel."
(*)