Sosok.ID - Agresi yang dilakukan militer Israel kepada Palestina kini telah menjadi atensi seluruh pelosok dunia
Sebanyak puluhan korban jiwa tewas akibat serangan yang dilakukan Israel pada Palestina.
Disinyalir, ribuan tentara Israel dikerahkan ke perbatasan Gaza untuk menghadang pergerakan Palestina jadi pemicu konflik.
Kelompok bersenjata Palestina, Hamas pun menolak untuk mundur.
Melansir Kompas.com, pasukan Hamas mengancam akan terus melanjutkan serangan roket ke kota-kota seperti Tel Aviv.
Ancaman pasukan Hamas ini membuat Israel makin gencar melakukan dominasi.
Meski kelihatannya sangar, pasukan militer Israel rupanya memiliki kelemahan.
Kelemahan militer Israel terletak pada kekuatan para penembak jitu atau sniper Hamas.
Ya, kekuatan penembak jitu atau sniper Hamas ini sudah terdengar hingga ke telinga tentara Israel.
Kabarnya, saking senyapnya pergerakan para sniper terbaik ini, tak ada satu pun pejuang Hamas yang mengetahui identitas sang penembak jitu.
Para penembak jitu ini selalu melumpuhkan musuh dalam senyap.
Diketahui, sniper Hamas pernah menembak jatuh tentara Israel di Jalur Gaza.
Serangan yang dilakukan sniper itu merupakan serangan pertama kali oleh Hamas yang telah menggempur Israel sejak tahun 2014.
Para pejuang Hamas sendiri tak pernah tahu siapa pelakunya, hal inilah yang membuat Israel merasa bak salah pilih lawan.
Kemampuan para sniper Hamas ini memang tidak main-main.
Untuk ukuran persenjataan saja, para sniper Hamas patut ditakuti oleh musuh.
Diketahui jenis senjata yang digunakan para sniper Hamas berasal dari Austria dan Iran yang sudah terbukti kekuatannya.
Para sniper Hamas ini diketahui menggunakan senapan Styer HS 50 buatan Austria dan Sayad-2 buatan Iran.
Untuk jenis senapa Styer HS 50 memiliki akurasi tembakan yang akurat pada sasaran sejauh 1,5 kilometer.
Senjata Styer ini juga kabarnya digunakan oleh pasukan sniper Brimob Polri di Indonesia.
Sedangkan senjata Sayad-2 adalah senapan sniper Hamas yang paling ditakuti musuh.
Pasalnya, Sayad-2 memiliki kekuatan yang mampu melontarkan peluru hingga mampu melumpuhkan musuh pada jarak 2 kilometer.
Tidak hanya itu, sniper Hamas dikabarkan menggunakan Sayad-2 lantaran kemampuanya yang mampu melontarkan peluru hingga menembus material keras seperti tembok.
Hantaman peluru kaliber 50 BMG dari senjara ini mampu menghantam materi tembok hingga menembus rompi anti peluru yang digunakan musuh.
Sekali pun tidak ditembak di bagian vital, luka akibat tembakan peluru dari Sayad-2 adalah jenis luka tembakan yang sulit disembuhkan.
Tidak heran bila, pasukan Israel di jalur Gaza ketar-ketir dengan kehadiran pada sniper Hamas ini.
(*)