Sosok.ID - Status KRI Nanggala 402 sejak Sabtu (24/4/2021) dinyatakan tenggelam atau subsunk.
Kendati demikian pencarian kapal selam buatan Jerman itu masih terus dilakukan hingga hari ini, Minggu (25/4/2021).
Kapal selam milik TNI AL ini diketahui hilang kontak sejak Rabu (21/4/2021) di perairan utara Bali.
Sampai detik ini, nasib 53 awak kapal selam masih belum bisa dipastikan.
Jika KRI Nanggala-402 mengalami blackout, pasokan oksigen hanya bisa bertahan selama 72 jam.
Namun kabar terakhir diketahui, saat menyelam, KRI Nanggala-402 dilaporkan tim penjejak Kopaska masih memperlihatkan kondisi listrik kapal yang baik.
Menurut KSAL Laksamana Yudo Margono, jika listrik kapal tak mengalami blackout, pasokan oksigen bisa bertahan hingga 5 hari.
Berpacu dengan waktu, sampai detik ini TNI bersama sejumlah pihak masih terus melakukan pencarian.
Dilansir Sosok.ID dari tayangan Kompas TV pada Sabtu (24/4/2021) TNI AL meyakini posisi KRI Nanggala-402 saat ini berada di kedalaman 700-800 meter.
Posisi KRI Nanggala-402 yang terdeteksi membuat tim kesulitan untuk melakukan evakuasi.
"Kedalaman laut yang kita deteksi adalah kedalaman 850 meter, ini sangat riskan dan memiliki kesulitan tinggi," kata Laksamana Yudo Margono.
Setali tiga uang, sejumlah ahli asing pun menyebut jika KRI Nanggala-402 berada di posisi yang sulit untuk dijangkau.
Dilansir Sosok.ID dari Euro News, sekretaris Submarine Institute of Australia, Frank Owen menyebut KRI Nanggala-402 tenggelam terlalu dalam.
Kondisi ini jelas akan mempersulit tim penyelamat untuk melakukan evakuasi.
Karena rata-rata sistem penyelamatan kapal selam hanya mampu mencapai kedalaman maksimal 600 meter.
"Sebagian besar sistem penyelamatan kapal selam mampu mencapai kedalaman sekitar 600 meter," kata Frank Owen.
Frank Owen mengatakan memang ada kapal selam yang bisa menyelam lebih dari itu.
Namun belum tentu sistem lainnya pada kapal selam beroperasi sepenuhnya.
"Jadi kapal itu bisa bertahan di kedalaman itu, tapi belum tentu bisa beroperasi," sambung Frank Owen.
Seandainya kapal selam berada di kedalaman 500 meter, kapal masih bisa diselamatkan tanpa kerusakan.
Namun jika lebih dari kedalaman 700 meter, Frannk Owen mengaku tak bisa memperkirakan apa yang akan terjadi.
Melansir Euro News dan Kompas.com, Frank Owen juga mengatakan jika KRI Nanggala-402 tak dilengkapi kapsul penyelamatan.
Jika seandainya ada, kapsul penyelamat akan membuat sambungan tahan air ke kapal selam sehingga palka dapat dibuka tanpa menimbulkan kebocoran.
(*)