Dipandang Sebelah Mata oleh China, Taiwan Sangar Persiapkan Serangan Balik di Medan Perang, Lancar Berkat Uluran Tangan AS

Senin, 19 April 2021 | 18:15
mnd.gov.tw

Kapal militer Taiwan

Sosok.ID - Hubungan China dan Taiwan kian memanas, bahkan narasi perang dingin menjadi perang panas sudah diwaspadai.

Pada Senin (19/4/2021), Taiwan memperkuat pasukannya dalam menghadapi peningkatan tekanan dari Beijing.

Melansir Reuters, dalam kesempatan yang sama, seorang pejabat pertahanan mengatakan bahwa Taiwan sedang berusaha untuk memperoleh rudal jelajah udara jarak jauh dari Amerika Serikat.

Ketika ditanya di parlemen sistem senjata mana yang ingin dibeli Taiwan tetapi belum disepakati Amerika Serikat, Lee Shih-chiang, kepala departemen perencanaan strategis kementerian pertahanan Taiwan, menunjuk RUPS-158 Lockheed Martin Corp.

Baca Juga: Agresi China-Taiwan, Gedung Putih Soroti Kemungkinan Baku Hantam: Kekhawatiran Kami Makin Besar..

"Kami masih dalam proses mencarinya dari Amerika Serikat," kata Lee, dilansir via The Straits Times.

"Saluran komunikasi sangat lancar dan normal," tambahnya tanpa penjelasan lebih lanjut.

Adapun AGM-158 JASSM - singkatan dari Joint Air-to-Surface Standoff Missile - dapat memiliki jangkauan hampir 1.000 km tergantung pada modelnya, dan dipasang ke pesawat termasuk F-16, yang dioperasikan Taiwan.

Lockheed Martin mengatakan rudal itu dirancang untuk menghancurkan target bernilai tinggi, dipertahankan dengan baik, tetap dan dapat direlokasi, dan diluncurkan cukup jauh untuk menjaga pesawat peluncur jauh dari sistem pertahanan udara musuh.

Baca Juga: Taiwan Menggertak Tembak Jatuh Drone China di Laut China Selatan: Jika Perlu Melepas Tembakan, Kami Lepaskan!

Sementara itu China telah meningkatkan aktivitas militer di dekat Taiwan, mereka mencoba memaksa pemerintah di Taipei untuk menerima klaim kedaulatan Beijing.

Angkatan bersenjata Taiwan, yang dikerdilkan oleh China, berada di tengah-tengah program modernisasi untuk menawarkan pencegah yang lebih efektif, termasuk kemampuan untuk menyerang balik pangkalan yang jauh dari pantai China jika terjadi konflik.

Angkatan bersenjata Taiwan secara tradisional berkonsentrasi untuk mempertahankan pulau itu dari serangan Tiongkok.

Namun Presiden Tsai Ing-wen telah menekankan pentingnya mengembangkan alat pencegah "asimetris", menggunakan peralatan bergerak yang sulit ditemukan dan dihancurkan, serta mampu mencapai sasaran yang jauh dari Taiwan.

Baca Juga: Meski Harus Mati di Tangan China, Taiwan Bertekad sampai Titik Darah Penghabisan: Kami akan Berperang Jika Kami Perlu Berperang!

Washington, pemasok senjata asing utama Taipei, sangat ingin menciptakan penyeimbang militer terhadap pasukan China, membangun upaya yang dikenal di dalam Pentagon sebagai "Benteng Taiwan".

Diketahui, Beijing memandang Taiwan sebagai wilayah Tiongkok yang berdaulat, di mana mereka tidak keberatan menggunakan kekuatan untuk membawa Taipe di bawah kendalinya. (*)

Editor : Rifka Amalia

Sumber : Reuters

Baca Lainnya