Sosok.ID -Sama seperti pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, terduga teroris yang serang Mabes Polri juga meninggalkan surat wasiat.
Diberitakan sebelumnya, aksi serangan terorisme terjadi di Mabes Polsri, jakarta Selatan, Rabun (31/3/2021), pukul 16.30 WIB.
Terduga teroris berinisial ZA sempat terlibat baku tembak dengan anggota kepolisan sebelum akhirnya berhasil dilumpuhkan.
Berbeda dengan aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, terduga teroris yang menyerang Mabes Polri beraksi sendirian.
Baca Juga: Pria Misterius Antar Terduga Teroris yang Serang Mabes Polri, Saksi Mata: Naik Minibus Warna Silver
Meski cara penyerangan yang dilakukan berbeda, terduga teroris juga meinggalkan surat wasiat seperti pelaku bom bunuh diri.
Dilansir Sosok.ID dari Tribun Jakarta, dalam surat wasiat tersebut, ZA menyampaikan permintaan maaf kepada orangtua dan keluarganya.
"Mama, sekali lagi ZA minta maaf. ZA sayang banget sama mama. Tapi Allah lebih menyanyangi hamba-Nya,"bunyi penggalan surat wasiat ZA, seperti dikutip dari Tribun Jakarta.
Menyoroti surat wasiat yang ditulis tangan oleh ZA, pakar grafolog, Yosandy Lip San membeberkan pendapatnya.
Tulisan tangan terduga teroris tersebut menjadi dasar analisis Yosandy LS.
Menurutnya, ada ciri-ciri negatif yang menonjol dalam tulisan tangan terduga teoris, ZA.
Hal tersebut disampaikan Yosandy melalui unggahan Instagram @yosandyls, (1/4/2021).
"Ciri Grapho yang menonjol pada tulisan tangan ini: kecemasan /anxiety, gangguan mood/emosi labil, niat bunuh diri, sifat agresi (menyerang)
Tidakkah seseorang perlu menghilangkan ciri ini jika muncul pada dirinya?," tulis Yosandy.
Yosndy juga sudah menganalisa surat wasiat yang ditulis oleh L, salah seorang pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar.
Kurang lebih sama dnegan ZA, Yosandy menemukan sejumlah emosi negatif menonjol dalam tulisan tangan surat wasiat L.
"Ciri Grapho yang menonjol pada tulisan tangan ini: kemarahan, introvert, niat bunuh diri, destruktif (sifat merusak)," tulis Yosandy.