Sosok.ID - Putra sulung Lina Jubaedah, Rizky Febian melaporkan Teddy Pardiyana ke pihak kepolisian atas tudingan penggelapan aset.
Ini adalah buntut karena Teddy tak kunjung mengembalikan aset milik Rizky Febian yang kabarnya dititipkan kepada mendiang Lina Jubaedah.
Seperti diketahui, Teddy Pardiyana sempat meminta uang Rp 250 juta dan Rp 500 juta kepada Rizky Febian.
Uang itu nantinya akan digunakan untuk memberangkatkan umroh keluarganya dan membiayai kehidupan Bintang, putri kecilnya dengan Lina Jubaedah.
Umroh sendiri, ungkap Teddy, merupakan janji yang diberikan Lina Jubaedah sebelum meninggal dunia.
Namun untuk mendapatkan permintaannya, Rizky Febian memberikan syarat, yakni aset miliknya yang dititipkan kepada sang ibu harus dikembalikan.
Teddy pun diberi waktu untuk mengumpulkan sertifikat aset milik dia, tetapi masih ada yang belum ketemu.
Sontak kuasa hukum Teddy Pardiyana, Ali Nurdin merasa tindakan yang dilakukan Rizky Febian tidaklah benar.
"Bohong itu (mau mengumrohkan dengan syarat), Kalau (benar) begitu nggak ada LP (laporan polisi) dong," ujar Ali Nurdin, Selasa (30/3/2021), dilansir Sosok.ID dari Grid.ID.
Ali Nurdin lantas teringat ketika Teddy Pardiyana dituding melakukan pembunuhan berencana oleh pihak Sule.
Namun tudingan itu tidak terbukti, sehingga Teddy dibebaskan.
Oleh karenanya Ali Nurdin berharap agar Teddy kembali diberi kekuatan menghadapi laporan kali ini.
"Mudah-mudahan Teddy bisa melewati semua, orang dulu dilaporkan pembunuhan berencana dia bebas," kata dia.
"Itu gini, kalau soal umroh itu, kalau amanat kan harus disampaikan, pada saat itu, almarhum ingin mengumrahkan orang yang berjasa dalam dirinya, itu disampaikan itu oleh Teddy (di pertemuan dengan pihak Rizky Febian)," jelas Ali Nurdin. "Kalau misalnya almarhum ingin mengumrahkan si a, si b, si c, sesepuhnya atau siapa, kalau memang sudah disampaikan terserah pihak sana diselesaikan atau tidak," lanjutnya.
Menurut Ali, Teddy beritikad baik berusaha menyampaikan amanat mendiang Lina Jubaedah sebelum meninggal dunia.
Pihaknya pun mengaku kecewa dengan adanya laporan polisi yang ditujukan untuk Teddy.
Sebab setelah beragam pertemuan dan dialog antara kedua belah pihak, tak kunjung ditemukan solusi.
Terlebih menurut Ali, uang Rp 250 juta yang ditagih Teddy untuk umroh bukanlah nominal yang seberapa bagi pihak Rizky Febian.
"Nah itu yang buat kita kecewa, karena katanya mau dipenuhi (saat pertemuan) padahal nilainya juga nggak seberapa," ungkap Ali Nurdin.
"Tapi yang kita hadapi malah LP di Polda Jabar, itu yang bikin kita, ‘kang kok nggak ada iktikad baik sama sekali, kita udah ketemu atau apa tapi malah berujung di kepolisian’," sambungnya.
Teddy pernah dicurigai membunuh Lina
Seperti diketahui, Lina Jubaedah meninggal dunia pada 4 Januari 2020 lalu.
Mantan istri Sule tersebut meninggal secara mendadak ba'da Subuh sekira pukul 05.30 WIB.
Pihak Sule sempat mencurigai adanya kejanggalan dalam kematian Lina.
Mereka beranggapan bahwa Lina Jubaedah tak pernah sakit. Terlebih Lina meninggal secara tiba-tiba.
"Yang saya tahu gak ada. Dia itu gak pernah sakit. Mungkin yang saya tahu, kalau dia sakit itu cuma menggigil kayak kedinginan gitu. Dan itu harus diselimutin banyak gitu, biar anget," ujar Sule Januari 2020 lalu, dikutip dari TribunnewsBogor.com.
"Maka dari itu, kita akan tanyakan kebenaran atau tidaknya. Semoga kebenaran akan terkuak," kata dia, setelah membicarakan visum yang dilakukan pada tubuh Lina yang membiru.
Rizky Febian kemudian melaporkan Teddy atas tudingan pembunuhan berencana, membuat jasad Lina Jubaedah harus diotopsi.
Tudingan demi tudingan membuat Teddy Pardiyana merasa disudutkan.
Ia bahkan dicurigai menggunakan ilmu hitam. Tetapi apa pun penjelasan yang keluar dari mulutnya, tidak dipercaya.
Sampai pada akhirnya 31 Januari 2020 hasil otopsi jenazah mendiang Lina Jubaedah terungkap.
Polisi mengumumkan tidak ditemukan tanda-tanda pembunuhan di tubuh Lina Jubaedah.
Sebaliknya, Lina Jubaedah dinyatakan meninggal dunia murni karena penyakit.
"Sebagai kesimpulan, setelah dilakukan pemeriksaan otopsi dan labfor, dapat dijelaskan kematian saudari Lina Jubaedah bukan karena adanya kekerasan maupun racun di dalam tubuh sodari Lina, akan tetapi akibat penyakit," kata Erlangga di Polda Jabar, Jumat (31/1/2020), dikutip dari Kompas.com.
Tudingan tersebut bukan menjadi yang terakhir. Setelahnya, polemik harta warisan mencuat, dan masih bergulir hingga sekarang. (*)