Sosok.ID - China sepertinya tak ingin berhenti menebar konfrontasi dengan negara-negara tetangga.
Meski belum lama ini Tiongkok disebut-sebut tak bakal lagi berulah di kawasan Laut China Selatan selama lima tahun, kini Beijing mulai bertingkah.
Kabar mengejutkan datang dari ketegangan antaran Jepang dan China yang semakin memuncak.
Bahkan pihak Tokyo disebut-sebut telah siapkan pasukan dengan jumlah banyak untuk hadapi Beijing.
Pertimbangan untuk tindakan militer itu diambil Jepang setelah hubungan kedua negara makin memanas baru-baru ini.
Jepang disebut ingin melancarkan serangan balas dendam pada Tiongkok yang diketahui meningkatkan aktivitas di kawasan yang cukup dekat dengan wilayah Jepang.
Hal itu dianggap sebagai bentuk China meremehkan dan mengibarkan genderang perang pada Jepang.
Mengutip dari Express.co.uk, Selasa (9/3/2021) kawasan Laut China Timur kini makin memanas lantaran Jepang merasa dipermalukan oleh Tiongkok.
Pembawa acara WION, Shobhit Mittal mengungkapkan bahwa Jepang sedang mempertimbangkan untuk mengerahkan pasukannya di kawasan tersebut.
Hal itu tak lain adalah untuk balas dendam termasuk membungkam aktivitas dan menekan kemajuan militer China.
Memanasnya hubungan kedua negara di kawasan ini tak lain karena China diketahui mengesahkan undang-undang yang mengizinkan keterlibatan senjata dan kapal internasional untuk masuk kawasan sengketa.
"Beijing telah meningkatkan aktivitasnya di Laut China Timur dan ini telah meningkatkan alarm di Tokyo."
"Jepang sekarang sedang mempertimbangkan untuk mengirim pasukan mereka sendiri untuk menangani lonjakan aktivitas China di dekat pulau Diaoyu yang dikendalikan Tokyo," jelas Mittal.
Melansir dari South China Morning Post, penjaga pantai China diketahui telah meningkatkan kehadirannya di perairan dekat wilayah Jepang.
"Peningkatan aktivitas terjadi setelah China menerapkan undang-undang baru."
"Sebuah undang-undang yang memungkinkan pasukan militernya menggunakan senjata terhadap kapal asing yang dilihat Beijing secara ilegal memasuki perairannya," tulis South China Morning Post seperti yang dilansir Express.co.uk.
Namun rencana tersebut tak hanya melibatkan dua kekuatan besar Asia ini, bahkan Jerman secara terang-terangan mengatakan bakal mengirim kapal perangnya ke kawasan sengketa ini.
Apa yang dilakukan oleh Jerman itu tak lain semata-mata membantu Jepang melawan China.
Meski dengan dalil menjadi penengah, namun kedekatan Jepang dengan Jerman memang tka bisa dikesampingkan di bidang militer.
Tetapi langkah yang diambil Jerman ini pun tak didiamkan oleh China.
Langkah ini disambut dengan sikap permusuhan dari Beijing yang mengeluarkan peringatan kepada negara Eropa.Kementerian luar negeri dan pertahanan Jerman mengatakan kapal itu tidak akan melewati apa yang mereka sebut "12-nautical-mile".
Istilah ini mengacu pada sabuk perairan pantai yang membentang sejauh 12 mil laut dari garis pantai suatu negara yang dianggap sebagai batas kontrol teritorial yang dapat dilakukan oleh negara mana pun.
Menurut pemerintah Berlin, fregat Jerman diperkirakan akan berangkat ke Laut China Selatan pada bulan Agustus.
Misinya, kata mereka, adalah untuk memperkuat multilateralisme dan menunjukkan dukungan Jerman untuk Konvensi PBB tentang Hukum Laut.
Baca Juga: Jepang Tempatkan Kapal Perang di Pulau Senkaku, China Siap Ambil Langkah Keras
Rencana sekutu NATO itupun mendapat respon pujian dari pihak Washington belum lama ini.
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada Reuters:
"Kami menyambut baik dukungan Jerman untuk tatanan internasional berbasis aturan di Indo-Pasifik. Komunitas internasional memiliki kepentingan penting dalam pelestarian tatanan maritim terbuka."
AS secara teratur menuduh Beijing melakukan militerisasi kawasan itu dan mencoba mengeksploitasi cadangan minyak dan gas alam.
(*)