Bak Kejar Jodoh Sampai ke Negeri Seberang, Pria Asal Jerman Ini Sampai Niat Kursus Bahasa Indonesia Demi Bisa Ngobrol dengan Mertua

Senin, 15 Februari 2021 | 11:33
Ilustrasi/Pexels.com

Ilustrasi pernikahan. Bak Kejar Jodoh Sampai ke Negeri Seberang, Pria Asal Jerman Ini Sampai Niat Kursus Bahasa Indonesia Demi Bisa Ngobrol dengan Mertua

Sosok.ID - Menyambut Hari Valentine 2021, ABC Indonesia berbincang dengan dua pasangan keluarga yang berasal dari dua negara berbeda yang tinggal di Australia.

Mereka membuktikan jika menemukan pasangan hidup tidak lagi harus dari lingkungan atau budaya yang sama di era globalisasi tanpa batas seperti sekarang ini.

Seperti Matthias Steiner berasal dari Jerman, yang menikah dengan Eveline asal Bandung, Jawa Barat dan sekarang mereka tinggal di Melbourne.

"Saya berasal dari Jerman dan dibesarkan di Berlin di mana saya kuliah IT."

Baca Juga: Tahu Diri Bukan Siapa-siapa Lagi di Hidup Ayu Ting Ting, Enji Baskoro Disebut Prihatin Tahu Mantan Istrinya Batal Nikah Lagi: Bukan Jodoh, Gak Papa

"Pada tahun 2014, saya dapat PR dari Australia dan bekerja sebagai Software Developer," ujar Matthias dalam bahasa Indonesia yang lancar kepada wartawan ABC Indonesia Sastra Wijaya.

"Istriku Eveline Steiner berasal dari Bandung."

"Setelah tinggal beberapa tahun di Amerika Serikat, dia pindah ke Australia pada tahun 2012 untuk kuliah Akuntasi."

"Saat ini, dia kerja sebagai bookkeeper di sebuah perusahaan di Keilor Park."

Baca Juga: Dengar Ayu Ting Ting Gagal Nikah, Mantan Suami Bereaksi dan Sebut-sebut Soal Jodoh: Enji Masih Mau...

Matthias mengatakan ia bertemu Eveline lewat sebuah situs pencarian jodoh CatholicMatch yang menghubungkan lajang di kalangan umat Katolik.

"Setelah kirim pesan-pesan selama beberapa minggu, kita bertemu pertama kali pada hari Valentine 2016 di Princes Bridge, Melbourne," katanya.

Karena keduanya tinggal di Melbourne, komunikasi yang mereka lakukan menggunakan bahasa Inggris, namun Matthias memutuskan belajar bahasa Indonesia dengan serius.

"Motivasi saya belajar bahasa Indonesia adalah bisa berbicara dengan mertua saya dan mengikuti percakapan dalam kelompok orang Indonesia," kata Matthias yang sekarang berusia 42 tahun tersebut.

Baca Juga: Baru Juga Seumur Jagung Batal Menikah, Ayu Ting Ting Disebut Sudah Dapat Jodoh Baru, Sosoknya Tak Sembarangan!

"Beberapa bulan setelah pacaran kami dimulai, saya mengambil pelajaran dalam bahasa Indonesia seminggu sekali di AIAV (Australian Indonesia Association di Victoria)."

"Mereka menawarkan kelas-kelas dalam bahasa Indonesia yang dijalankan oleh guru-guru Indonesia."

"Saat ini, saya dapat memahami 90 persen percakapan dan mungkin berbicara 70 persen."

Dengan kemampuan bahasa Indonesia yang dimilikinya, Matthias merasa lebih dekat dengan komunitas KKI (Keluarga Katolik Indonesia) di Melbourne.

Baca Juga: Jadi Incaran Kaum Hawa, Ariel Noah Digadang-gadang Bakal Lepas Status Duda dengan Wanita Ini, Pranaormal Ini Bongkar Ciri-cirinya

Matthias bahkan menjadi prodiakon, yang mendapat tugas khusus selama misa untuk membantu pastor membagikan roti dan anggur dalam komuni.

Ia juga mengaku menjadi banyak mendapatkan informasi baru mengenai budaya dan kehidupan yang berbeda soal Indonesia dari sebelumnya saat ia dibesarkan di Jerman.

"Sebelum bertemu Eveline, saya belum pernah merayakan Imlek dan hanya tahu sedikit tentang Indonesia," katanya.

"Juga Eveline baru belajar orang Jerman selalu harus minum kopi dan makan kue pada sore hari," kata Matthias mengenai apa yang dipelajari oleh istrinya Eveline setelah mereka menikah.

Baca Juga: Amit-amit Jangan Terjadi, Denny Darko Bongkar Ayu Ting Ting dan Adit Jayusman Pisah gegara Ini, Takut Aurel-Atta Bernasib Sama: Nikahin Dulu Deh Siapa Tahu Jodoh!

(DOK MATTHIAS STEINER/ ABC INDONESIA) via Kompas
(DOK MATTHIAS STEINER/ ABC INDONESIA) via Kompas

Matthias Steiner dari Jerman dan Eveline dari Bandung bertemu di Melboourne.

Mengenai budaya lain yang secara umum perlu dipelajari dan penyesuaian adalah misalnya soal ketepatan waktu menghadiri acara.

"Saya seperti banyak orang Jerman suka tiba tepat waktu. Sedangkan di Indonesia, ada jam karet, maksudnya orang tiba terlambat pada acara sosial."

"Kadang-kadang teman istri saya sangat heran kalau kita datang awal. "

(Kompas)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya