Sosok.ID - UEA tentunya saat ini sedang sakit hati.
Mereka ditipu mentah-mentah Israel dan AS perihal normalisasi hubungan dengan Tel Aviv.
Awalnya AS akan menyuplai senjata kepada UEA bila mau berdamai dengan Israel.
Namun kini janji itu tidak dipenuhi.
Amerika Serikat (AS) sedang meninjau penjualan senjata ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) yang disahkan mantan Presiden Donald Trump, sebuah langkah yang menurut Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken adalah "tipikal" dari pemerintahan baru.
Dalam jumpa pers pertamanya pada Rabu (27/1), Blinken mengatakan, peninjauan tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa apa yang dipertimbangkan adalah sesuatu yang memajukan tujuan strategis dan memajukan kebijakan luar negeri AS.
Langkah itu dilakukan satu minggu setelah Biden dilantik. Biden memang telah berjanji untuk "menilai kembali" hubungan AS dengan Arab Saudi.
Sejak menjabat, Biden telah menandatangani serangkaian tindakan eksekutif untuk meninjau atau membalikkan beberapa kebijakan utama Trump.
Trump mengawasi hubungan AS yang erat dengan UEA dan Arab Saudi, sejalan dengan dukungan kuatnya untuk Israel dan kampanye "tekanan maksimum" terhadap Iran.
Pada Mei 2019, Trump mengumumkan keadaan darurat nasional karena ketegangan dengan Iran untuk menghindari keberatan dari Kongres AS tentang penjualan senjata senilai US$ 8 miliar ke Arab Saudi, UEA, dan Yordania.
Pemerintahan Trump juga mengizinkan penjualan amunisi kecil senilai US$ 290 juta ke Arab Saudi pada akhir Desember tahun lalu.
Pemerintahan Trump memberi tahu Kongres AS pada November 2020 bahwa mereka telah menyetujui penjualan lebih dari US$ 23 miliar sistem senjata canggih, termasuk jet tempur F-35 dan drone bersenjata ke UEA.
Pengumuman itu datang tak lama setelah pemerintah Emirat setuju untuk menormalisasi hubungan dengan Israel dalam kesepakatan yang ditengahi AS.
Anggota parlemen dari Partai Republik dan Demokrat juga mengecam penjualan senjata itu, dengan mengatakan itu akan memfasilitasi perlombaan senjata yang berbahaya.
Legislator AS mengajukan resolusi yang berusaha menghentikan kesepakatan, tetapi upaya mereka gagal di Senat AS.
Trump saat itu juga mengancam akan memveto upaya Kongres AS apa pun untuk menghentikan penjualan senjata.(*)
Sumber : Kontan