UEA Kena Kibul, Usai Berdamai dengan Israel Kini Amerika Blokir Penjualan Senjata ke Abu Dhabi

Jumat, 29 Januari 2021 | 10:00
Screenshot jpost.com

UEA Kena Kibul, Usai Berdamai dengan Israel Kini Amerika Blokir Penjualan Senjata ke Abu Dhabi

Sosok.ID - UEA tentunya saat ini sedang sakit hati.

Mereka ditipu mentah-mentah Israel dan AS perihal normalisasi hubungan dengan Tel Aviv.

Awalnya AS akan menyuplai senjata kepada UEA bila mau berdamai dengan Israel.

Namun kini janji itu tidak dipenuhi.

Baca Juga: Disetir Rasa Benci sampai Tega Cabik-cabik Perasaan Anak, Ahok Depan Muka Nicholas Sean Ngaku Ogah Nikahi Veronica Tan Jika Balik ke Masa Lalu: Artinya Dia Tak Akan Lahir

Baca Juga:Dulu Jadi Negara Teraman di Dunia dari Covid-19, Kini Kondisi Negara Ini Masih Tak Karuan Meski Hampir Sebagian Besar Rakyatnya Sudah Diberi Vaksin Covid-19

Amerika Serikat (AS) sedang meninjau penjualan senjata ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) yang disahkan mantan Presiden Donald Trump, sebuah langkah yang menurut Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken adalah "tipikal" dari pemerintahan baru.

Dalam jumpa pers pertamanya pada Rabu (27/1), Blinken mengatakan, peninjauan tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa apa yang dipertimbangkan adalah sesuatu yang memajukan tujuan strategis dan memajukan kebijakan luar negeri AS.

“Itulah yang kami lakukan saat ini,” katanya kepada wartawan seperti dikutipAl Jazeera.
The Wall Street Journalpertama kali melaporkan pada Rabu (27/1) bahwa pemerintahan Biden telah memberlakukan pembekuan sementara miliaran dolar dalam penjualan senjata ke kedua negara, termasuk penjualan amunisi berpemandu presisi ke Arab Saudi dan pesawat tempur F-35 ke UEA.

Baca Juga: 9 Hari Lalu Jelas-jelas Sudah Dinyatakan Meninggal Dunia karena Covid-19 dan Dimakamkan, Nenek 85 Tahun Bikin Keluarganya Bergidik Merinding karena Tiba-tiba Pulang ke Rumah

Langkah itu dilakukan satu minggu setelah Biden dilantik. Biden memang telah berjanji untuk "menilai kembali" hubungan AS dengan Arab Saudi.

Sejak menjabat, Biden telah menandatangani serangkaian tindakan eksekutif untuk meninjau atau membalikkan beberapa kebijakan utama Trump.

Trump mengawasi hubungan AS yang erat dengan UEA dan Arab Saudi, sejalan dengan dukungan kuatnya untuk Israel dan kampanye "tekanan maksimum" terhadap Iran.

Pada Mei 2019, Trump mengumumkan keadaan darurat nasional karena ketegangan dengan Iran untuk menghindari keberatan dari Kongres AS tentang penjualan senjata senilai US$ 8 miliar ke Arab Saudi, UEA, dan Yordania.

Baca Juga: Gelontorkan APBD Rp 33 Miliar, Gedung Pusat Kebudayaan Jabar malah Berujung Jadi Tempat Mesum, Komisi V DPRD: Ini Sebenernya Dibangun Buat Apa?

Pemerintahan Trump juga mengizinkan penjualan amunisi kecil senilai US$ 290 juta ke Arab Saudi pada akhir Desember tahun lalu.

Pemerintahan Trump memberi tahu Kongres AS pada November 2020 bahwa mereka telah menyetujui penjualan lebih dari US$ 23 miliar sistem senjata canggih, termasuk jet tempur F-35 dan drone bersenjata ke UEA.

Pengumuman itu datang tak lama setelah pemerintah Emirat setuju untuk menormalisasi hubungan dengan Israel dalam kesepakatan yang ditengahi AS.

"Ini adalah pengakuan atas hubungan kami yang semakin dalam dan kebutuhan UEA akan kemampuan pertahanan tingkat lanjut untuk mencegah dan mempertahankan diri dari ancaman yang meningkat dari Iran," kata Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dalam sebuah pernyataan pada saat itu.
Kelompok hak asasi manusia mengecam penjualan senajata itu, karena dapat memicu konflik regional. Terutama di Libya dan di Yaman, di mana UEA dan Arab Saudi telah melancarkan perang yang menghancurkan melawan pemberontak Houthi di negara itu.

Anggota parlemen dari Partai Republik dan Demokrat juga mengecam penjualan senjata itu, dengan mengatakan itu akan memfasilitasi perlombaan senjata yang berbahaya.

Legislator AS mengajukan resolusi yang berusaha menghentikan kesepakatan, tetapi upaya mereka gagal di Senat AS.

Trump saat itu juga mengancam akan memveto upaya Kongres AS apa pun untuk menghentikan penjualan senjata.(*)

Sumber : Kontan

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber : kontan

Baca Lainnya