Rencanakan Serangan Terarah ke Iran, Israel Upgrade Kemampuan Militer

Kamis, 28 Januari 2021 | 18:13
IDF

Rencanakan Serangan Terarah ke Iran, Israel Upgrade Kemampuan Militer

Sosok.ID - Israel menjadi negara yang paling tidak suka dengan Iran.

Karena Iran menanam pengaruhnya kepada Hizbullah Lebanon untuk menyerang Israel.

Hal inilah yang membuat Israel berpendapat jika serangan kepada Iran akan menuntaskan ancaman kaum Syiah kepadanya.

Jenderal tertinggi Israel mengatakan, militernya memperbarui rencana operasionalnya melawan Iran, dan kembalinya Amerika Serikat (AS) ke perjanjian nuklir 2015 dengan Teheran adalah langkah yang "salah".

Pernyataan tersebut merupakan sinyal nyata bagi Presiden AS Joe Biden untuk berhati-hati dalam setiap hubungan diplomatik dengan Iran.

Baca Juga: Disetir Rasa Benci sampai Tega Cabik-cabik Perasaan Anak, Ahok Depan Muka Nicholas Sean Ngaku Ogah Nikahi Veronica Tan Jika Balik ke Masa Lalu: Artinya Dia Tak Akan Lahir

Baca Juga:Sudah Normalisasi Hubungan dengan Israel Demi Jet Tempur F-35, UEA Kecewa Berat Biden Bekukan Penjualan Senjata ke Negaranya dan Arab Saudi

Komentar seperti itu dari kepala staf militer Israel tentang pembuatan kebijakan AS jarang terjadi, dan kemungkinan besar telah disetujui sebelumnya oleh Pemerintah Israel.
“Kembali ke perjanjian nuklir 2015, atau bahkan jika itu adalah kesepakatan serupa dengan beberapa perbaikan, adalah buruk dan salah dari sudut pandang operasional dan strategis,” kata Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel Letnan Jenderal Aviv Kohavi dalam pidatonya di Institut Studi Keamanan Nasional Universitas Tel Aviv, Selasa (26/1), seperti dikutipReuters.

Pendahulu Biden, Donald Trump, meninggalkan perjanjian nuklir pada 2018, sebuah langkah yang disambut baik oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang memperingatkan kemungkinan pengembangan senjata nuklir Iran.

Antony Blinken, yang pada Selasa (26/1) dipastikan sebagai menteri luar negeri di Pemerintahan Biden, mengatakan pekan lalu, AS "masih jauh" dari memutuskan, apakah akan bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir 2015.Dan, AS perlu melihat, apa yang sebenarnya Iran lakukan untuk melanjutkan mematuhi pakta tersebut.

Baca Juga: 9 Hari Lalu Jelas-jelas Sudah Dinyatakan Meninggal Dunia karena Covid-19 dan Dimakamkan, Nenek 85 Tahun Bikin Keluarganya Bergidik Merinding karena Tiba-tiba Pulang ke Rumah

Baca Juga:Hanya Untuk Bunuh Satu Orang, Mata-Mata Israel Mossad Sampai Gunakan 1 Ton Senjata Selundupan Plus 20 Orang, Targetnya Adalah Orang Penting Ini

Sejak Washington menarik diri dari kesepakatan itu, Iran secara bertahap telah melanggar batas-batas utamanya, membangun persediaan uranium, memperkaya uranium ke tingkat kemurnian yang lebih tinggi, dan memasang sentrifugal dengan cara yang dilarang oleh kesepakatan tersebut.

Kohavi mengatakan, tindakan Iran, yang menyangkal bahwa mereka membuat senjata atom, menunjukkan pada akhirnya bisa memutuskan untuk maju dengan cepat guna membangun senjata nuklir.

“Berdasarkan analisis fundamental ini, saya telah menginstruksikan Angkatan Bersenjata Israel untuk menyiapkan sejumlah rencana operasional lain, selain yang sudah ada,” ujar Kohavi.

Baca Juga: Gelontorkan APBD Rp 33 Miliar, Gedung Pusat Kebudayaan Jabar malah Berujung Jadi Tempat Mesum, Komisi V DPRD: Ini Sebenernya Dibangun Buat Apa?

"Terserah pemimpin politik, tentu saja, untuk memutuskan implementasinya, tetapi rencana ini harus dibahas," imbuh dia.

Penguatan dan modernisasi militer Israel ini jelas menjadi ancaman juga bagi negara-negara Timur Tengah.(*)

Sumber : Kontan

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber : kontan

Baca Lainnya