Sosok.ID - Kehadiran pesawat pembom milik China dan Rusia nyatanya sempat membuat Korea Selatan (Korsel) ketar-ketir.
Tanpa tendeng aling-aling, pesawat pembom baru milik China dibuntuti 15 pesawat Rusia memasuki di zona pertahanan udara Korea Selatan.
Kepada media, China mengklaim bahwa kehadiran pesawat pembom miliknya dan Rusia di zona pertahanan udara Korea Selatan hanya sekadar latihan rutin.
Dilansir Sosok.ID dari Global Times via Kontan.co.id, Jumat (25/12/2020) diketahui pesawat pembom tersebut adalah bomber jenis baru seri H-6K milik angkatan udara China.
Menurut pemimpin redaksi majalah Aerospace Knowledge di Beijing, Wang Ya'nan bomber jenis H-6K ini memiliki fitur yang lebih unggul dari versi sebelumnya.
Dan kemungkinan besr memiliki daya tembak yang lebih baik dari sebelumnya dengan 8 senjata rudal jarak jauh.
"Kemungkinan lain adalah bahwa H-6K baru dapat membawa delapan senjata rudal jarak jauh untuk sasaran darat.
Artinya pesawat tersebut memiliki daya tembak yang lebih kuat dari versi sebelumnya," ungkap Wang kepada Global Times.
Mengutip dari Kontan.co.id dan SCMP, Jumat (25/12/2020) pada Selasa (22/12/2020) lalu pesawat bomber milik China ini dilaporkan melintas di atas Laut China Selatan dan Laut Jepang.
Tak hanya itu, 4 pesawat bomber milik China ini juga dilaporkan memasuki Zona Indentifikasi Pertahanan Udara Korea (Kadiz).
Berdasarkan laporan Kepala Staf Gabungan (JSC) Korsel, pesawat bomber China ini memasuki zona pertahanan udara diikuti dengan 15 pesawat Rusia.
Demi menimalisir kejadian yang tak diinginkan, militer Korea Selatan langsung mengirim jet tempur angkatan udara sebagai tindakan taktis.
Dikutip Sosok.ID dari Kontan.co.id, Jumat (25/12/2020) militer Korsel mengatakan sebelumnya China memang telah mengabarkan bahwa militernya akan melakukan latihan rutin.
"Insiden ini tampaknya menjadi latihan militer bersama antara China dan Rusia tetapi membutuhkan analisis lebih lanjut," kata JCS.
Dilaporkan kantor berita Yonhap, Kementrian Luar Negeri Korsel langsung menghubungi China dan Rusia.
Kementrian Luar Negeri Korsel meminta kepada dua negara tersebut agar kejadian ini tidak boleh terulang kembali.
Di sisi lain, mengutip dari Kontan.co.id dan SCMP, juru bicara Kementrian Luar Negeri China, Zhao Lijian mengatakan bahwa misi tersebut adalah bagian rencana kerjasama tahunan antara China dan Rusia.
Tidak ada pihak ketiga yang menjadi tujuan jadi misi tersebut.
"Selama pelatihan ini, pesawat tempur China dan Rusia mematuhi hukum internasional dan tidak memasuki ruang udara Korea Selatan," katanya kepada wartawan.
Melalui pernyataan terpisah, Kementerian Pertahanan China mengatakan bahwa kehadiran pesawat pembom China dan Rusia hanyalah sekadar patroli atau latihan rutin.
Sebelumnya diberitakan Kontan.co.id, pesawat tempur Korsel pernah melepaskan ratusan tembakan pada pesawat militer Rusia.
Berondongan peluru ini dilepaskan kala militer Rusia dan China patroli bersama hingga memasuki wilayah udara Korsel.
Korea Selatan dan Jepang, yang keduanya mengirim jet tempur untuk mencegat patroli pada saat itu, menuduh Rusia dan China melanggar wilayah udara mereka.
Rusia dan China membantahnya.
(*)