Ogah Lihat Tiongkok Jumawa dengan Luncurkan Kapal Induk yang Disebut Sebagai Pelindung Laut China Selatan, AS Langsung Kejar dengan Kapal Perusak Rudal, Perang Dimulai?

Selasa, 24 November 2020 | 16:05
mil.gov.ua

ilustrasi. Ogah Lihat Tiongkok Jumawa dengan Luncurkan Kapal Induk yang Disebut Sebagai Pelindung Laut China Selatan, AS Langsung Kejar dengan Kapal Perusak Rudal, Perang Dimulai?

Sosok.ID - Tiongkok semakin di depan dari negara-negara tetangganya di kawasan Laut China Selatan.

Terutama dalam hal teknologi militer yang dimiliki oleh negeri Panda tersebut.

Kini China sedang jumawa dengan keberhasilannya mengembangkan teknologi kapal induk milik mereka.

Apalagi kapal induk ini diklaim dikembangkan oleh pihak China di dalam negeri.

Baca Juga: Tegas Ogah Memihak dan Terlibat Baku Hantam, Indonesia malah 'Dikadali' China agar Nyemplung dalam Sengketa Laut China Selatan

Shandong, kapal induk pertama China yang dikembangkan bahkan baru-baru ini akan segera berlayar untuk ketiga kalinya dalam satu tahun terakhir.

Hal itu dilakukan setelah Shandong menyelesaikan misi pengujian dan pelatihan reguler pada akhir Oktober lalu.

Mengutip dari surat kabar yang berbasis di Hong Kong, Ta Kung Pao, Senin (23/11/2020) Shandong telah meninggalkan galangan kapal Dalian di Provinsi Liaoning, China Timur Laut pada Sabtu (21/11/2020).

Pelayaran yang dilakukan oleh kapal induk berbendera China ini sudah yang ketiga kalinya.

Baca Juga: Ogah Kalah dengan AS dan Tiongkok yang Mulai Genderang Perang Dunia III di Laut China Selatan, Inggris Persiapkan Armada, Benar Pecah Perang?

Yang pertama Shandong berlayar di Laut Kuning pada 25 Mei hingga 17 Juni.

Yang kedua Shandong berlayar di Laut Bohai pada 1 sampai 22 Septermber lalu.

Melansir dari Global Times, Senin (23/11/2020) Shandong kali ini dikabarkan akan melakukan pelatihan dengan jet tempur berbasis kapal induk dan penggunaan senjata Song Zhongping.

Dengan kemampuan yang dimiliki oleh Shandong ini membuat Tiongkok sesumbar bahwa mereka akan menjadi penjaga bagi negara-negara di sekitar kawasan Laut China Selatan.

Baca Juga: Sangat Dekat dengan Indonesia, Perang Dunia III Diawali dari Pertempuran Tiongkok Lawan AS di Laut China Selatan, Negara-negara Sekitar Kawasan Dianjutkan Siap Siagap

CCTV melaporkan pada 27 Oktober lalu, kapal induk itu telah menyelesaikan tes reguler dan misi pelatihan di laut yang berfokus pada simulasi pertempuran, setelah bergabung dengan Angkatan Laut China pada Desember 2019.

Mendengar kabar sesumbar dari pihak China inipun membuat Amerika Serikat (AS) meradang.

AS tak lama kemudian langsung mengumumkan pengiriman kembali USS Barry, kapal perusak mereka.

Pengiriman kapal perusak dengan peluru kendali ini pun disebut sebagai respon dari apa yang dilakukan oleh China.

Baca Juga: Indonesia Harus Siaga, Anak Buah Joe Biden Berjanji Akan Mulai Perang Laut China Selatan dengan Tenggelamkan Semua Kapal Tiongkok yang Berada di Kawasan Itu!

Melansir Express.co.uk, kembalinya kapal kelas Arleigh Burke diresmikan pada hari Sabtu di situs resmi Armada Pasifik AS.

Menurut pernyataan itu, USS Barry akan membantu "mempromosikan perdamaian dan stabilitas" di wilayah tersebut.

“Keberadaan yang berkelanjutan di Laut China Selatan sangat penting dalam mempertahankan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Kebebasan semua negara untuk bernavigasi di perairan internasional sangatlah penting," jelas Chris Gahl, komandan USS Barry.

Baca Juga: Padahal Presiden yang Sekarang Musuh Besarnya, Tapi China Ogah Beri Ucapan Selamat kepada Joe Biden, Lebih Suka Donald Trump?

Mengenai tujuan keberadaan kapal di Laut China Selatan, Jordan Brooks, salah satu petugas dek Barry, berkata: “Sungguh luar biasa jumlah kapal penangkap ikan dan pedagang yang melewati dan menjalankan bisnis mereka di perairan ini setiap hari. Untuk menyelesaikan misi kami dengan aman, efektif, dan profesional, Barry terus-menerus bekerja sebagai tim dan selalu waspada serta berkomunikasi."

USS Barry merupakan kapal perusak berpeluru kendali Angkatan Laut AS dari Destroyer Squadron 15.

Kapal ini merupakan yang terbesar dari jenisnya dan terus-menerus berada di wilayah tersebut.

Baca Juga: Dipenuhi Kapal Militer hingga Jadi Seperti 'Medan Perang', Kawasan Laut China Selatan Kini Harus Diwaspadai Negara di Sekitarnya, Bencana Ini Digadang-gadang akan Terjadi

Bulan ini merupakan yang kelima kalinya di tahun 2020 di mana Barry telah melakukan misi rutin di wilayah tersebut.

“April lalu, Barry melakukan operasi Freedom of Navigation (FON) di sekitar Kepulauan Paracel dan kemudian bertemu dengan kelompok ekspedisi USS Amerika untuk operasi di Laut China Selatan," jelas Letnan Timothy Baker, petugas rencana dan taktik USS Barry.

Baca Juga: Nasib Laut China Selatan Jika Joe Biden Menang, Kebijakan Trump Bakal Diobrak-abrik? 'Konflik Aktual' Akan Segera Datang

Langkah ini pun dinilai memulai peperangan besar yang dikhawatirkan banyak pihak.

Perang Dunia ketiga akankah berawal dari Laut China Selatan?

(*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : cctv news, Global Times, Express, Ta Kung Po

Baca Lainnya