Sosok.ID - Impiannya hanya ingin pulang kembali ke Indonesia, sayang mimpi TKW ini tidak pernah terwujud hingga akhir hayatnya.
Ialah Ruri Alfath Mujaida (25), warga Desa Parean Girang, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat yang mengalami nasib tragis semenjak menjadi TKW di Malaysia.
Dilansir Sosok.ID dari Surya.co.id, kisah tragis Ruri dimulai pada tahun 2017 di mana ia diberangkatkan secara ilegal oleh seorang calo bernama Ropiko.
Ibu dua anak itu tidak dibekali visa sama sekali oleh pihak calo.
Selama bekerja, Ruri tak pernah dibayar.
Bahkan, kata kakak kandung Ruri, Juju Juhaeriyah, adiknya sering disiksa oleh sang majikan.
Namun akhirnya Ruri berhasil kabur dari sang majikan.
Ruri pun mulai bekerja serabutan untuk bertahan hidup di Negeri Jiran.
Sayang, hidup Ruri justru semakin merana karena ia menderita penyakit Tuberculosis (TBC).
Beruntung seorang teman laki-laki asal Myanmar membantu merawat Ruri dan mengurus kebutuhannya saat sakit.
Malang, keadaan Ruri semakin memburuk hingga akhirnya ia meninggal dunia pada Senin (19/10/2020) pukul 08.00 waktu Malaysia.
Kabar itu disampaikan oleh teman laki-laki yang merawat Ruri.
Sudah jatuh tertimpa tangga, keluarga harus menghadapi cobaan lantaran jenazah Ruri tak bisa dipulangkan begitu saja ke Indonesia.
Sebab ada biaya yang harus dibayarkan oleh pihak keluarga untuk memulangkan jenazah Ruri.
Dilansir Sosok.ID dari Kompas.com, Juju mengaku diminta uang sebesar Rp 32 juta oleh okum agen penyalur TKI jika ingin membawa pulang jasad Ruri.
Bahkan, katanya, bila jasad Ruri dikubur di Malaysia sekali pun, keluarga juga diminta membayar sejumlah uang.
"Kalau jenazahnya dikuburnya di sana diminta uang sekitar Rp 9,8 juta.
"Kalau dikuburnya di sini diminta Rp 32 juta," kata Juju seperti dikutip Sosok.ID dari Kompas.com.
Juju mengatakan, sebelum meninggal dunia, adik kandungnya itu hanya ingin pulang kembali ke Indonesia.
"Saat saya video call, Ruri ingin saja cepat pulang. Dia kondisinya kurus dan sakit hampir lima bulanan.
"Ia saat itu tak bisa jalan dan hanya berbaring saja," kata Juju.
Tapi sayang, cita-cita Ruri tak pernah tersampaikan hingga ajal menjemputnya.
(*)