Armada Ketujuh US Navy Bercokol di Selat Taiwan, Mampukah China Melawannya?

Jumat, 16 Oktober 2020 | 06:13
USNI NEWS

Armada Ketujuh US Navy Bercokol di Selat Taiwan, Mampukah China Melawannya?

Sosok.ID - China sedang dihadapkan pada situasi pelik.

Armada Ketujuh US Navy bercokol di Selat Taiwan.

Hadirnya armada terkuat Amerika Serikat (AS) di muka negara China itu membuat Beijing ketar-ketir.

Sampai saat ini kekuatan PLA Navy masih belum setanding dengan Armada Ketujuh.

Baca Juga: Belum Lama Terjadi! Bom Berdaya Ledak Super Peninggalan Nazi Nyaris Ratakan Negeri Ini, Beruntung Senjata Perang Dunia II Itu Meledak di Tempat Aman

Ingat itu baru satu Armada, belum lagi ada Armada Pasifik, Armada Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, Keenam, Kesepuluh dan Armada Cadangan US Navy yang masih menunggu giliran untuk mengajak adu jotos PLA Navy.

Ketika kapal perusak USS Barry berlayar melalui Selat Taiwan pada Rabu (14/10), militer China mengorganisir Angkatan Laut dan Angkatan Udara serta melacak juga memantau kapal perang Amerika Serikat (AS) itu.

MengutipGlobal Times, Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) mengumumkan perintah tersebut pada Kamis (15/10).

Dalam beberapa hari terakhir, AS telah sering mengirimkan sinyal yang salah kepada pasukan "kemerdekaan Taiwan", yang secara serius merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, Kolonel Senior Zhang Chunhui, juru bicara Komando Teater Timur PLA, mengatakan.
Transit kapal perusak USS Barry di Selat Taiwan terjadi setelah media asing melaporkan pada Selasa (13/10) dan Rabu (14/10) bahwa AS sedang bergerak maju dengan penjualan senjata terbaru ke Taiwan, yang menurut para ahli menampilkan senjata serangan dibanding bersifat defensif.

"Kami dengan tegas mendesak Amerika Serikat untuk berhenti membuat pernyataan dan tindakan yang menimbulkan masalah. Pasukan komando selalu waspada, dengan tegas menjaga kedaulatan nasional dan integritas teritorial, serta perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan," kata Zhang.

Mengambil tindakan yang diperlukan

Sebelumnya, kapal perusak USS John S. McCain memasuki perairan Kepulauan Paracel di Laut China Selatan yang China klaim sebagai miliknya. China menyebut Kepulauan Paracel dengan nama Kepulauan Xisha. Gugusan pulau ini juga Vietnam klaim sebagai milik mereka.

Baca Juga: Dulu Ngotot Tentukan Nasibnya Sendiri, Kini Timor Leste Jadi Negara dengan Kelaparan Terburuk di Dunia, Hanya Kalah dari Negara di Tengah Gurun Sahara

Komando Teater Selatan Tentara PLA menyatakan, kehadiran USS John S. McCain di perairan Kepulauan Paracel pada Jumat (9/10) pekan lalu tanpa persetujuan China.

"Diperingatkan serta diberitahu untuk pergi oleh Komando Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat," kata Kolonel Senior Zhang Nandong, juru bicara Komando Teater Selatan PLA, seperti dilansirGlobal Times.

Menurut Zhang, AS sering mengirim kapal perang ke Laut China Selatan untuk melenturkan ototnya dan meningkatkan kehadirannya di wilayah tersebut, yang secara serius melanggar kedaulatan dan kepentingan nasional China.

"Dan, merusak perdamaian dan stabilitas regional," tegas Zhang yang menyebutkan, perilaku AS tersebut adalah pelayaran yang terang-terangan hegemoni dan provokasi militer.

Zhang pun mendesak AS untuk menghentikan provokasi semacam itu, dan secara ketat mengatur tindakan Angkatan Laut dan Angkatan Udaranya untuk menghindari peristiwa yang tidak terduga.
"Komando Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat akan selalu waspada dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk menjaga kedaulatan nasional dan perdamaian serta stabilitas regional," ungkap dia.

USS Barry dan USS John S. McCain adalah kapal perusak kelas Arleigh Burke yang saat ini melayani Angkatan Laut AS. Dia adalah bagian dari Destroyer Squadron 15 dalam Armada Ke-7, dan bermarkas di Pangkalan Angkatan Laut Yokosuka di Jepang.(*)

Artikel ini pernah tayang di Kontan dengan judul "Militer China siaga penuh, saat kapal perusak berpeluru kendali AS di Selat Taiwan"

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber : kontan

Baca Lainnya