Ingin Punya Istri Orang Jepang? Ternyata Tak Sulit, Mantan Istri Soekarno Beberkan Banyak Wanita Negeri Sakura Ingin Menikah Tapi Tak Berani

Selasa, 13 Oktober 2020 | 19:30
Pixabay

Ilustrasi - Ingin Punya Istri Orang Jepang? Ternyata Tak Sulit, Mantan Istri Soekarno Beberkan Banyak Wanita Negeri Sakura Ingin Menikah Tapi Tak Berani

Sosok.ID - Dewi Soekarno memang bukan sosok familiar di Indonesia untuk saat ini.

Namun pada tahun 1960-an sosok wanita asal Jepang ini cukup populer.

Hal tersebut lantaran Dewi adalah istri dari Proklamator Republik Indonesia, Ir. Soekarno.

Ia kini masih tercatat sebagai satu-satunya ibu negara yang bukan berasal dari Indonesia.

Baca Juga: Para 'Sesepuh' dan Orang Pintar Termasuk Mbah Mijan Sebut Bung Karno Masih Hidup, 'Dalam Kuburnya adalah Batang Pisang, Bukan Ir. Soekarno'

Dewi menjadi salah satu contoh wanita Jepang yang berani mengambil resiko bahkan mau dinikahi oleh Soekarno yang notabene sudah tidak muda lagi kala itu.

Meski dicap sebagai masyarakat yang super sibuk dan jarang mementingkan kehidupan rumah tangga, ternyata cap mengenai orang Jepang itu dibantah oleh Dewi Soekarno.

Menurut Dewi, warga Jepang sebenarnya banyak yang ingin menikah tetapi kurang memiliki keberanian untuk melakukannya.

"Mereka yang meraih kebahagiaan adalah dari mereka yang memiliki keberanian untuk merintis kehidupannya," demikian tulisan Ratna Sari Dewi Soekarno (80) dalam tulisannya di WithOnline 10 Oktober lalu.

Baca Juga: Kisah Manusia 2 Abad, Teman Ritual Pak Karno di Hutan Belantara, Saksi 200 Tahun Perubahan Indonesia: Saya Ini Flu Saja Nggak Pernah

https://twitter.com/eatchimkin
https://twitter.com/eatchimkin

Potret Cantik Ratna Sari Dewi Soekarno, Istri Keenam Presiden Soekarno Hebohkan Netizen

Menurut Dewi, kebahagiaan datang dari mereka yang memiliki keberanian untuk merintis kehidupannya.

"Setiap kali anda bertindak, berpikirlah secara positif dan berikan diri anda keberanian untuk mendekati suami masa depan yang luar biasa. Untuk pertemuan yang bahagia dan pernikahan yang bahagia, anda harus semakin dekat," tulisnya.

Dewi mengungkapkan bahwa sebenarnya banyak pria dan wanita Jepang yang sangat ingin membangun rumah tangga.

Namun Dewi menambahkan bukan itu yang menjadi masalah utamanya hingga wanita Jepang mengurungkan niat untuk menikah.

Baca Juga: Saat Peluru Terobos Jamaah Menuju Soekarno yang Khusyuk Shalat, Sniper Kondang NII Bingung Bayangan Bapak Proklamator Berpindah-pindah

"Banyak orang berpartisipasi dalam acara perjodohan adalah para lajang dari seluruh Jepang yang dengan serius berpikir untuk menikah. Meski begitu, fakta bahwa dirinya tidak bisa bertemu seseorang yang benar-benar berpikir untuk menikah karena itu tidak cocok untukku adalah bukti bahwa dia sedang memikirkan situasi saat ini."

Lebih lanjut, Dewi mengatakan orang-orang Jepang terlalu nyaman untuk tidak berusaha mencari pasangan.

"Jika Anda ingin "bertemu pria yang sangat baik" atau "menikah", saya pikir Anda harus secara aktif mencoba apa saja, apakah itu pesta bersama, aplikasi berburu pernikahan, atau menjodohkan. Pertama-tama, saya pikir akan lebih baik jika Anda dapat memperluas hidup Anda dan pergi ke tempat di mana Anda dapat lebih banyak berinteraksi dengan pria."

Dewi juga melihat banyak orang yang tidak melakukan apa-apa dan berpikir ribet seperti ini.

Baca Juga: Ideologi Komunis Dibenci Oleh Indonesia, Tapi Persahabatan dengan Korea Utara Begitu Kuat, Ternyata Ini Penyebabnya!

"Tidak ada pria yang cocok dengan seleraku ..."

"Bagaimana jika aku tertangkap basah oleh orang jahat ..."

"Informasi saya mungkin menyebar ..."

Baca Juga: Ibu Negara Pertama Republik Indonesia, Penjahit Bendera Sang Saka Merah Putih, Begini Kisahnya Mendukung Ir Soekarno Sebelum Proklamasi Kemerdekaan

"Tidak mungkin ada orang baik untuk bertemu secara online ..."

"Anda mendorong diri anda sendiri ke dalam situasi yang semakin negatif. Dengan demikian anda tidak dapat bertemu pria baik bukan karena Anda tidak memiliki pria baik di sekitar Anda, tetapi tepatnya, penyebabnya adalah Anda sendiri," kata Dewi.

(*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : tribunnews

Baca Lainnya