Sosok.ID - Seorang ayah nyaris meninggal dunia karena terlalu stres mengajari anaknya mengerjakan PR matematika.
Dilansir Sosok.ID dari Oddity Central, Selasa (6/10/2020), pria bernama Liu (45) asal China itu dilaporkan mengalami serangan jantung.
Penyakit itu mulai muncul sejak ia mengajari anaknya saat mengerjakan PR matematika sebulan yang lalu.
Namun baru diketahui baru-baru ini setelah dua minggu belakangan ia merasakan sakit ringan di dadanya setiap kali ia merasa frustasi dengan anaknya.
Sampai akhirnya, pada hari Minggu ia merasa sangat kesal lantaran anaknya yang duduk di bangku kelas 3 SD tak kunjung mengerti penjelasannya.
Putranya bahkan harus mengulangi pertanyaan yang sama hingga tiga kali untuk menemukan jawabannya.
Saat itu lah, Liu mulai merasakan nyeri yang tajam dan sesak napas lalu pingsan.
Liu kemudian memeriksakan diri ke Rumah Sakit Rakyat Ketiga Shenzhen, di mana ia dinyatakan menderita serangan jantung.
Bahkan, saat tiba di rumah sakit, Liu kembali pingsan dan mulai mengalami kejang-kejang serta mulut berbusa.
Setelah dilakukan pemeriksaan, terungkap bahwa arteri koroner utama Liu tersumbat sehingga menghalangi suplai darah ke jantung.
Dokter mengatakan hal itu disebabkan oleh stres berlebihan karena mengajari putranya.
Selain itu, penyakit itu muncul juga didukung karena kebiasaan merokok Liu yang berlangsung bertahun-tahun.
Pihak rumah sakit mengatakan, Liu beruntung karena segera mencari pertolongan medis.
Bila terlambat sedikit saja, bukan tidak mungkin akan berakibat fatal.
Liu telah menjalani operasi darurat dan sekarang dalam kondisi stabil.
Kasus yang dialami Liu ini bukan lah yang pertama kalinya terjadi.
Pada November 2019 lalu, seorang ibu di China juga nyaris kehilangan nyawanya karena emosi mengajari anaknya mengerjakan PR.
Dilansir Sosok.ID dari Shin Chew Daily, ibu muda bernama Wang (36) dari Hubei, China itu juga mengalami serangan jantung.
Setelah emosi mengajari anaknya mengerjakan PR matematika dan tak kunjung mengerti juga.
Beruntung nyawanya dapat diselamatkan karena ia segera mencari pertolongan medis.
(*)