2 Dekade Hengkang dari NKRI, Timor Leste Masih Menghibur Mantan Tuannya di Jakarta: Itu karena Mereka Sangat Miskin!

Jumat, 02 Oktober 2020 | 19:42
intisari

Bendera Timor Leste.

Sosok.ID- Referendum 1999, telah menyebabkan Timor Timur lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Bumi Lorosae memilih menentukan nasibnya sendiri dengan membentuknegara bernama resmi Republik Demokratik Timor Leste.

Namun, dua dekade setelah merdeka, perekonomian Timor Leste masih 'berada di kaki Indonesia'.

Situasi Timor Leste yang demikian tentu bukan tanpa alasan.

Baca Juga: Rakyatnya Terancam Kelaparan, Timor Leste Justru Tega Kadali Petaninya Sendiri, Ribuan Dolar Digelontorkan Demi Beras Impor Bergizi Rendah

Melansir artikel UCA News berjudul 'Timor-Leste dancing to Indonesia's tune despite 20 years of independence' oleh Luke HUnt, Ditulis (2/9/2020) bertepatan peringatan kemerdekanan Timor Leste yang ke-20, dikatakan Timor Leste dirusak oleh korupsi dan kemiskinan dengan pengangguran riil di atas 70 persen.

Pada tahun 1999, kekerasan meletus empat hari setelah pemungutan suara kemerdekaan pada 30 Agustus.

Selama tiga minggu berikutnya 1.500 orang tewas dan setengah juta lainnya terpaksa mengungsi sebelum pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa mendarat, memulihkan ketertiban dan memastikan kemerdekaan.

Baca Juga: Timor Leste Tuding Bank Mandiri dan BRI sebagai Pembunuh Ekonomi Negaranya, Jose Ramos Horta: Kenapa yang Seperti Itu Dipilih?

Di seluruh negara Katolik kecil itu, orang-orang mengenakan pakaian terbaik pada hari Minggu dan dengan bangga mengibarkan bendera negara mereka saat medali diberikan kepada mereka yang membantu mengakhiri pendudukan 24 tahun di Indonesia.

Namun, di balik perayaan itu, Timor-Leste masih dirusak oleh korupsi dan kemiskinan, sementara tidak ada seorang pun yang dimintai pertanggungjawaban atas pembantaian di masa lalu, termasuk PBB.

"Timor-Leste melakukan yang terbaik untuk menyenangkan mantan tuannya di Jakarta. Itu karena Timor Leste sangat miskin," tulis Hunt.

Secara keseluruhan, orang-orang di Timor Leste jauh lebih bahagia daripada lima, 10, dan 15 tahun yang lalu.

Baca Juga: Melarat akibat Pandemi, Timor Leste 'Main Kotor' dengan Kelabui Petani, Rakyat yang Kelaparan Diberi Makan Beras Impor Rusak dari Vietnam

Tetapi dibandingkan dengan negara-negara yang memiliki sejarah serupa baru-baru ini, seperti Kamboja, Timor-Leste tidak maju dalam taruhan ekonominya.

Korupsi di Timor Leste sering disalahkan pada kelompok-kelompok pro-Indonesia yang tidak pergi setelah 1999 dan orang Timor-Leste yang melarikan diri tetapi telah kembali dari diaspora di Mozambik.

Sementara itu, pemegang pemerintahan Timor Leste dianggap bukan sosok yang memiliki kemampuan maksimal dalam hal perekonomian.

"Pendukung di sekitar pahlawan kemerdekaan seperti Xanana Gusmao, terpilih untuk menjabat setelah perang mereka dimenangkan, memang terkenal karena taktik gerilya dan keberanian mereka di hutan pegunungan di dekatnya,"

Baca Juga: Bocah Timor Leste 'Diculik' TNI dan Terjebak di Indonesia, Tak Pernah Kembali ke Tanah Kelahirannya: Aku Masih Hidup, Jangan Bilang Aku Sudah Mati

"Akan tetapi untuk urusan ekonomi, bisnis, dan keuangan kota yang licin bukanlah 'setelan terkuat' mereka."

Selain itu, masalah diperburuk oleh isolasi.

Kamboja telah berbagi perbatasan dengan ekonomi yang relatif berkembang di Thailand dan Vietnam, keanggotaan ASEAN dan perdagangan bebas di seluruh kawasan, dan posisi strategis yang telah menarik pengeluaran besar China.

Berbeda dengan Kamboja, Timor-Leste tidak memiliki semua itu.

Hal itulah yang memperparah ketergantungannya pada Indonesia dan mengorbankan hak kedaulatannya atas apa yang bisa dan tidak bisa dikatakan.

Baca Juga: Australia Klaim Mereka adalah Pahlawan Bagi Timor Leste, Padahal Orang Dalam Bongkar Borok Negeri Kanguru Kuras Harta Bumi Lorosae

Hunt juga menyinggung tentang gejolak di Papua, yang mengalami kondisi serupa dengan Timor Leste di masa lalu.

Di Jayapura, puncaknya adalah kekerasan selama dua minggu yang bertepatan dengan ulang tahun Timor-Leste (ke-20) dan dipicu oleh cemoohan rasis.

Juga disebarkan secara online video Indonesia mengerahkan helikopter dan memburu suku lokal, bersenjatakan busur dan anak panah, dan meledakkan mereka dengan granat berpeluncur roket, tulis Hunt.

“Apa yang terjadi di sini sekarang terjadi di sana,” kata seorang pejabat, yang menolak menyebutkan namanya.

Artikel ini telah tayang di Intisari.ID dengan judul: Timor Leste, Sudah Merdeka tapi Masih Selalu Berada di Kaki Indonesia karena Hal Ini

(Khaerunisa)

Tag

Editor : Rifka Amalia

Sumber Intisari Online