Niat Ingin Sudutkan Indonesia di Mata Dunia, Perdana Menteri Vanuatu Diskak Oleh Diplomat Muda Tanah Air Hingga Buat Geger Satu Ruang Sidang, Begini Kronologinya!

Senin, 28 September 2020 | 13:42
YouTube United Nations / Dok. Kemenlu

Niat Ingin Sudutkan Indonesia di Mata Dunia, Perdana Menteri Vanuatu Diskak Oleh Diplomat Muda Tanah Air Hingga Buat Geger Satu Ruang Sidang, Begini Kronologinya!

Sosok.ID - Silvany Austin Pasaribu dikenal sebagai diplomat yang mewakili Indonesia di sidang PBB.

Dia juga merupakan Sekretaris Kedua Fungsi Ekonomi I Perutusan Tetap RI untuk PBB, New York, Amerika Serikat.

Silvany Austin Pasaribu menjadi perbincangan media di Indonesia karena menggunakan hak jawabnya saat Sidang Majelis Umum PBB.

Hal itu saat menggunakan hak jawabnya, terhadap tuduhan Vanuatu tentang pelanggaran HAM di Papua.

Baca Juga: Sering Berkoar-koar, Kini Benny Wenda Tak Lagi Diijinkan Masuk Ruang Sidang PBB, Ternyata Selama Ini Dompleng Vanuatu, Ini Alasan PBB!

Perdana Menteri Republik Vanuatu, Bob Loughman sebelumnya telah mengungkit isu pelanggaran HAM Papua di dalam Sidang Umum PBB.

Silvany mengatakan bahwa tuduhan pemerintah Vanuatu sudah tidak menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah negara Indonesia

Karier

Lulus dari Jurusan Hubungan Internasional FISIP Universitas Padjajaran (Unpad), Bandung, Jawa Barat, Silvany Austin Pasaribu berkarier di Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).

Kemudian, Silvany Austin Pasaribu mendapatkan gelar S2 usai menuntaskan pendidikan magister di Universitas Sidney (University of Sydney), Australia.

Baca Juga: Di Sidang PBB Donald Trump Tersudut, Bukan Hanya China, Negara Ini Juga Marah dan Sebut AS Ancam Keamanan Dunia Gegara Sering Ajak Perang Negara Lain

Sebelum ditugaskan di kantor Perwakilan Tetap RI untuk PBB di New York, Amerika Serikat, Silvany Pasaribu pernah bertugas sebagai Atase Kedutaan RI di Inggris.

Dikutip dari berbagai sumber, ketika Indonesia menjadi tuan rumah KTT ASEAN pada 2018, Silvany yang masih tergolong pegawai baru di Kemlu sudah ikut menjadi liaison officer (LO).

Balas sindiran Perdana Menteri Republik Vanuatu di Sidang Majelis Umum PBB

Diplomat Indonesia Silvany Austin Pasaribu dan Perdana Menteri Vanuatu terlibat debat panas dalam sidang Majelis Umum PBB.

Baca Juga: Tak Mau Kalah dengan Menteri Susi, Retno Marsudi Persembahkan Ini untuk Indonesia Saat Sidang PBB, Raut Wajah Retno Bikin Terharu

Berawal dari Perdana Menteri Negara Vanuatu Bob Loughman yang mengungkit permasalah isu pelanggaran HAM di Papua.

Perdana Menteri Vanuatu Bob Loughman menuduh Indonesia melakukan pelanggaran HAM di Papua dan masih berlanjut hingga saat ini.

Menurut dia, dugaan pelanggaran HAM di Papua menjadi perhatian khusus negara-negara Pasifik yang menyeru agar Indonesia mengizinkan Dewan HAM PBB mengunjungi Papua.

Namun, kata Loughman, seruan itu tidak direspons oleh Pemerintah Indonesia.

Baca Juga: Sering Berkoar-koar, Kini Benny Wenda Tak Lagi Diijinkan Masuk Ruang Sidang PBB, Ternyata Selama Ini Dompleng Vanuatu, Ini Alasan PBB!

Diketahui, Vanuatu sendiri merupakan negara di Samudera Pasifik yang masyarakatnya juga merupakan etnis Melanesia seperti Papua.

Negara tersebut juga hampir setiap tahun dalam sidang PBB selalu menyinggung isu dugaan pelanggaran HAM yang dialami masyarakat Papua.

Dengan tegas, Diplomat perwakilan Indonesia Silvany Austin Pasaribu membantah tudingan tersebut dan meminta Vanuatu untuk tidak ikut campur permasalahan Papua.

Ia bahkan menyebut tindakan Vanuatu tersebut memalukan.

Baca Juga: Pidato Keren Jokowi di Sidang Umum PBBDinilai Tak Sinkron dengan Perbuatannya untuk Indonesia, Ini Buktinya

Silvany mengatakan bahwa tuduhan pemerintah Vanuatu sudah tidak menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah negara Indonesia.

Ia juga menegaskan bahwa Indonesia dengan sadar berusaha mempromosikan dan melindungi hak asasi manusia, di mana setiap individu memiliki hak yang sama di bawah hukum.

Indonesia terdiri atas lebih dari ratusan suku bangsa yang beragam dan multikultural, dengan ribuan suku, ratusan bahasa daerah yang tersebar di lebih dari 17 ribu dan 400 pulau, berkomitmen terhadap hak asasi manusia.

Ia juga mengutip kata-kata Presiden Indonesia, Joko Widodo saat memberikan pidatonya di Sidang Umum PBB, beberapa hari lalu, untuk melakukan pendekatan "win-win solution" untuk menjalin hubungan antar negara.

Baca Juga: Cari Perhatian Jelang Sidang Umum PBB, KKB Papua Tembak Mati Seorang Pendeta di Intan Jaya, Lalu Sebar Fitnah Sebut TNI Sebagai Dalangnya

Balas kritik Silvany balik mengkritik pemerintah Vanuatu, bahwa pemerintah Vanuatu sendiri tidak terlihat komitmennya untuk menghapuskan diskriminasi rasial, dengan belum menandatangani konvensi internasional tentang penghapusan diskriminasi rasial untuk semua orang.

Ketika pemerintah Vanuatu bahkan tidak menandatangani kovensi internasional tentang hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya, yang menjadi instrumen inti hak asasi manusia, kritikannya terhadap hak asasi manusia di Papua, Indonesia, menjadi dipertanyakan.

Baca Juga: Patut Diacungi Jempol! Meskipun Gajinya Pas-pasan, Anggota Brimob Ini Sanggup Hidupi 79 Anak Yatim Selama Lebih dari 11 Tahun, Ketulusannya Bahkan Sampai ke Telinga PBB

Orang Papua adalah orang Indonesia, yang mana ia menyebutkan bahwa semua berperan penting dalam pembangunan Indonesia, termasuk di Papua.

Kemudian, Silvany mengatakan bahwa kritik pemerintah Vanuatu kepada Indonesia mengarah pada advokasi saparatisme yang berkelanjutan, yang disampaikan dengan kedok kepedulian hak asasi manusia artifisial. (*)

Artikel ini pernah tayang di TribunWiki.com dengan judul "Silvany Austin Pasaribu"

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Tribun Wiki

Baca Lainnya