Ahok Ngamuk-ngamuk Gegara Ada Anak Buahnya di Pertamina yang Telah Dicopot Tapi Tetap Dapat Gaji Besar: Gak Ada Kerjaan Dibayar Segitu. Gila Aja Nih!

Senin, 21 September 2020 | 14:00
Kolase Tribunnews

Ahok Ngamuk-ngamuk Gegara Ada Anak Buahnya di Pertamina yang Telah Dicopot Tapi Tetap Dapat Gaji Besar: Gak Ada Kerjaan Dibayar Segitu. Gila Aja Nih!

Sosok.ID - Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama atau yang disapa Ahok kembali jadi sorotan.

Setelah sekian lama, sosok yang dikenal ceplas-ceplos ini terdiam kini ia mulai keras seperti saat menjabat jadi Gubernur DKI Jakarta.

Ya, Ahok baru saja jadi perbincangan publik saat ngamuk di tengah rapat direksi yang diadakan oleh petinggi perusahaan migas plat merah tersebut.

Tak hanya marah, Ahok keheranan dengan tingkah anak buahnya di perusahaan plat merah tersebut.

Baca Juga: Terang-terangan Bongkar Borok Pertamina dan Usulkan Kementerian BUMN Dibubarkan, Ahok Langsung Dipanggil sang Menteri, Reaksi Erick Thohir Tak Terduga!

Sebab ada kejanggalan yang ditemukan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut saat rapat.

Ahok pun tak memungkiri kemarahannya lantaran dipicu oleh perbuatan anak buahnya.

Bahkan Ahok mengatakan tak takut bila emosi yang meledak-ledak yang dilakukannya dilaporkan pada Presiden Joko Widodo.

Awalnya BTP menyindir Pertamina terkait akuisisi sumur minya di luar negeri dari utang.

Baca Juga: Setelah Marahi Direksi Pertamina, Ahok Kini Usulkan Kementerian BUMN Dibubarkan, Ternyata Ini Alasannya!

Padahal ada beberapa investor yang telah mengajukan diri pada pertamina untuk patungan mengelola bisnis bersama perusahaan milik negara tersebut.

Temuan itupun seketika membuat Ahok naik pitam di tengah rapat direksi yang diadakan.

"Makanya nanti saya mau rapat penting soal kilang. Berapa investor yang sudah nawarin mau kerja sama, kalian diemin? Terus sudah ditawarin kenapa ditolak? Terus kenapa kerja seperti ini? Saya lagi mau audit," ujar Ahok yang dikutip dari Kompas.com.

Kegeraman Ahok tersebut lantaran dirinya merasa ada anak buahnya yang main di belakangnya.

Baca Juga: Kok Bisa Buntung? Ahok Dicaci Maki gegara Pertamina Rugi 11 Triliun, Netizen: Semoga Masih Bisa Legowo Kayak Pak Anies Yah

Ahok pun tak memungkiri saat melihat keanehan tersebut seketika emosinya langsung meledak-ledak.

Di tengah emosi yang meluap itu, BTP sempat mengatakan bahwa dirinya tak takut bila dilaporkan kepada Presiden.

"Cuma saya emosi juga kemarin. Mereka lagi mancing saya emosi, saya emosi laporin presiden apa? Ahok mengganggu keharmonisan," kata dia lagi.

Tak hanya temuan itu saja, Ahok juga menambahkan ada praktik di dalam tata kelola Pertamina yang tak lazim.

Baca Juga: Bebas dari Penjara dan Kini Jadi Komisaris Pertamina, Nama Ahok Masih Jadi Perbincangan Publik Internasional, Begini Kata Komnas HAM!

Termasuk didalamnya adalah, soal upah petinggi pertamina yang dirasanya aneh atau tak sesuai dengan kenyataan.

Sebab Ahok mengatakan bahwa dirinya menemukan ada seorang pejabat Pertamina masih menerima upah meskipun telah dicopot dari jabatannya.

"Tapi, masa (jabatan) dicopot gaji masih sama. Alasannya karena orang lama. Ya harusnya gaji mengikuti jabatan Anda kan. Mereka bikin gaji pokok gede semua. Jadi bayangin gaji sekian tahun gaji pokok bisa Rp 75 juta. Dicopot, enggak ada kerjaan pun dibayar segitu. Gila aja nih," tukas Ahok.

Selain itu, Ahok juga membongkar praktik tata kelola yang tak baik lainnya yakni mengenai penggantian direktur di perusahaan migas tersebut.

Baca Juga: Kancah Internasional Pertanyakan Kasus Ahok, Komnas HAM Soroti Diskriminasi Delik Penodaan Agama antara Mayoritas dan Minoritas: Seolah Kita Begitu Kelamnya

Menurutnya, dalam penentuan jabatan petinggi di Pertamina sangat kental dengan lobi-lobi politik serta bagi-bagi jabatan.

"Dia ganti direktur pun bisa tanpa kasih tahu saya, saya sempat marah-marah juga, jadi direksi-direksi semua mainnya, lobinya ke menteri karena yang menentukan menteri. Komisaris pun rata-rata titipan kementerian-kementerian," kata Ahok.

Kemarahaan Ahok atas kinerja bawahannya itupun sempat membuat publik heboh, sebab hal semacam itu pernah dilakukan olehnya saat masih menjabat sebagaai Gubernur DKI Jakarta.

Apa yang dilakukan Ahok hingga membuat heboh publik itu akhirnya terdengar sampai telinga Menteri BUMN, Erick Thohir.

Baca Juga: Respon Ahok Dengar Najwa Shihab Mau Nyalon Presiden, Langsung Tertawa: Bisa Dong, Orang Lebih Pilih Arab Dibanding China

Erick pun langsung memanggil Komut Pertamina tersebut setelah sempat jadi perbincangan.

Melansir dari Tribunnews.com, Erick pun meminta Ahok untuk fokus membenahi masalah di internal perusahaan milik negara tersebut.

Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga menambahkan bahwa Erick Thohir pada dasarnya mengapresiasi sikap Ahok.

Menurut Arya, dalam pertemuan itu Erick hanya menanyakan kepada Ahok permasalahan yang sedang terjadi di Pertamina sehingga Ahok melayangkan kritik tersebut.

Setelah itu Erick meminta Ahok membenahi internal Pertamina karena ia bagian dari sistem di perusahaan migas pelat merah itu.

Baca Juga: Jaksa dalam Kasusnya Mendadak Meninggal Dunia, Novel Baswedan sampaikan Hal Ini, Benarkah Fedrik Adhar Digerogoti Covid-19? Simak Faktanya!

"Cuma diingatkan Pak Erick, supaya Pak Ahok kan Komut (komisaris utama). Sebagai Komut dia punya kewenangan di internal Pertamina. Jadi dia bisa menyelesaikannya di internal. Karena beliau punya wewenangnya di sana," kata Arya dalam sebuah diskusi di kanal YouTube Medcom.id, Minggu (20/9/2020).

Arya menambahkan, pada intinya kritik dari Ahok bagus untuk Pertamina. Hanya, Erick meminta kritik tersebut direalisasikan dalam upaya pembenahan di internal Pertamina.

"Kontennya kan bagus lah. Kritik Pertamina di internalnya kan bagus. Itu kan kontennya baik. Itu yang kita lihat. Kemarin kritik beliau bagi Pak Erick masukan mengenai internal Pertamina," kata Arya.

"Cuma diingatkan Pak Erick supaya Pak Ahok kan Komut. Sebagai Komut dia punya kewenangan di internal Pertamina," lanjut Arya. (*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Kompas.com, YouTube, tribunnews

Baca Lainnya